PDIP: Hoax Membunuh Peradaban

Koran Sulindo – Fitnah dan berita bohong atau hoax adalah kejahatan peradaban karena merusak bahkan membunuh peradaban yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Penegasan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, saat menerima audiensi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (26/9).

“Politik sejatinya adalah membangun peradaban dan memerdekakan manusia Indonesia. Hoax itu anti kemanusiaan, sebuah tembok tebal yang menutup kebenaran dan membunuh peradaban itu sendiri,” kata Hasto.

Turut hadir mendampingi Hasto, yakni Ketua Bappilu PDI Perjuangan, Bambang DH, sejumlah caleg seperti Kapitra Ampera, Putra Nababan dan Rahmat Sahid, serta jajaran Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi).

Hasto mengungkapkan, PDI Perjuangan adalah partai yang paling sering menerima fitnah dan hoax. Hasto menegaskan p1ihaknya tidak akan meniru cara-cara tak beradab yang dilakukan para penyebar fitnah dan hoax tersebut.

“Pesan dari Ibu Megawati agar kita menanggapinya dengan senyuman. Di satu sisi, kita juga tidak ahli mengungkap keburukan orang lain dan sekali-sekali tidak akan pernah mengambil keuntungan dari yang namanya fitnah dan hoax,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin itu.

Sebaliknya, kata Hasto, pihaknya terus mengajak masyarakat luas dan kader partai secara khusus, untuk menggunakan cara-cara beradab dalam berpolitik.

“Kepada kader-kader kita selalu mengedepankan tindakan positif, karena tindakan positif akan menghasilkan habit positif, dan habit positif akan melahirkan kultur yang positif,” tutur Hasto.

Sementara itu, Komisioner Mafindo Ratih Ibrahim mengatakan, PDI Perjuangan adalah partai pertama yang dikunjungi untuk bersama-sama melawan fitnah dan hoax.

“Hoax adalah racun. Jika masyarakat terus menerus mengonsumsi racun maka akan menjadi sakit. Sebaliknya tanpa hoax, masyarakat bukan hanya objektif tetapi juga sehat,” kata Ratih.

Dalam kesempatan itu, Mafindo juga memaparkan sejumlah fitnah dan hoax yang pernah menyerang PDI Perjuangan. Fitnah dan hoax dilakukan dengan beragam konten, yakni teks, gambar maupun video.

Juga dijelaskan sejumlah aplikasi untuk mengecek kebenaran sebuah informasi yang tersebar di media sosial.

Aribowo Sasmito, co-founder Mafindo mengatakan, pihaknya mempunyai lebih dari 500 relawan yang tersebar di kota-kota di Indonesia. Menurutnya, Mafindo lebih memprioritaskan edukasi antihoax kepada generasi milenial.

“Generasi antihoax justru milenial. Karena kalau mereka yang sudah berusia biasanya dibilangin susah,” katanya. [CHA]