Ilustrasi: Suasana Nyepi di Bali

Koran Sulindo – PT PLN (Persero) Distribusi Bali, memprediksi penggunaan energi listrik konsumen pada hari Suci Nyepi Tahun baru Saka 1939 ini mengalami penurunan hingga 40 persen dibanding hari biasa.

“Pemakaian listrik pada beban puncak akan menurun tajam dari selama ini rata-rata 860,2 mega watt (MW) menjadi sekitar 531 MW,” kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Bali I Gusti Ketut Putra, di Denpasar, seperti dikutip Antaranews.

Pada perayaan peralihan tahun baru saka dari 1938 ke tahun 1939 itu, pemeluk Hindu melaksanakan “Catur Brata” penyepian, yaitu 4 pantangan (larangan) yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi. Keempat larangan tersebut meliputi tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan api termasuk lampu penerangan (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).

Nyepi tahun-tahun sebelumnya, penurunan konsumsi listrik juga tidak jauh berbeda yakni rata-rata 40-50 persen.

Kadar CO2 Turun

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Biofisika (BMKG) Pusat menyatakan konsentrasi gas polutan dan partikel debu di udara turun drastis saat hari Nyepi berlangsung.

Penelitian BMKG yang dilakukan sejak 2013 itu membuktikan adanya penurunan konsentrasi CO2 alamiah hingga mencapai 350 ppm.

Konsentrasi gas-gas polutan (CO, CO2, SO2, NO2) dan partikel debu (TSP) di udara turun drastis di hari itu.

“Secara umum ada dua komponen yang kami ukur dalam penelitian ini, yaitu gas rumah kaca dan partikel debu,” kata Kepala Bidang Litbang Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG Pusat, Dr Ardhasena Sopaheluwakan.

Rata-rata penurunan relatif konsentrasi polutan gas dan partikulat saat Nyepi sebanyak 75 persen untuk CO, 45 persen untuk CO2, 64 persen untuk SO2, dan 44 persen untuk TSP.

“Penurunan tersebut berbeda-beda angkanya, tergantung karakteristik dari lokasi itu sendiri. Namun secara umum rata-rata penurunan berkisar sekitar 30 sampai 50 persen,” katanya.

Sementara itu, 50 persen sisanya adalah kontribusi aktivitas natural baik dari pepohonan.

Pelaksanaan hari Nyepi terbukti berkontribusi menekan gas rumah kaca (GRK) dan zat-zat pencemar lainnya. Hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa aktifitas manusia selama ini ikut menyumbang gas rumah kaca dan partikel debu.

“Hal semacam itu tidak ditemukan di pulau lain, selain Bali. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia ada kegiatan riil yang berkontribusi pada upaya-upaya mitigasi dari global warming dan perubahan iklim,” kata Ardhasena .

BMKG kembali melaksanakan penelitian tersebut selama 7 hari, dari H-3 Nyepi hingga H+3 Nyepi tahun ini.

Luruhkan Amarah

Pada Nyepi tahun ini Presiden Joko Widodo mengajak warga negara membersihkan jiwa.

“Kita luruhkan amarah, dendam, dan sifat-sifat buruk. Kita bangun optimisme dan semangat. Selamat Hari Raya Nyepi Tahun 2017 –Jkw.” Itulah cuitan Presiden Jokowi lewat akun Twitter @jokowi, pagi ini. [DAS]