Koran Sulindo – Tak seperti akhir pekan biasa yang penuh dengan keramaian, Sabtu malam (17/3) kali ini sepi sama sekali. Bahkan tanpa listrik, Bali benar-benar gelap gulita.
Ya, tentu saja lantaran hari ini umat Hindu Bali tengah merayakan hari Nyepi.
Dengan semua aktivitas berhenti seharian, udara menjadi begitu segar dihirup.
Ada empat hal yang dilarang saat Nyepi berlangsung yang disebut sebagai Catur Brata Penyepian.
Keempatnya adalah amati karya atau tidak bekerja, amati geni atau tidak menyalakan api, amati lelungan atau tidak berpergian, dan amati lelanguan atau tidak bersenang-senang. Di Bali, Catur Brata Penyepian itu dipatuhi semua orang.
Dengan toleransi yang tinggi, umat beragama lain juga ikut memadamkan lampu serta tak berpergian. Hanya pecalang atau petugas adat yang berjaga-jaga sepanjang malam.
Selain berpuasa, beberapa penganut Hindu bahkan berpuasa berbicara untuk merasakan khusyuknya Nyepi.
Bali sebagai daerah tujuan wisata dengan ribuan hotel dan ribuan wisatawan benar-benar ‘istirahat total’. Mereka jauh-jauh hari sudah diimbau agar sedapat mungkin tidak menggunakan listrik yang sinarnya dikhawatirkan memantul keluar.
Tanpa ada satupun lampu yang menyala, Pulau Dewata itu benar-benar mirip pulau mati tanpa penghuni.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, meski PLN tetap memasok listrik hanya beberapa daerah secara resmi meminta pemadaman total. Di Denpasar saja PLN setidaknya mematikan 17.600 titik lampu penerangan jalan.
Nyepi akan usai esok pagi, Minggu (18/3).
Tak hanya listrik, penyedia telekomunikasi juga diserukan oleh para tokoh-tokoh agama di Bali untuk dimatikan. Merespon seruan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengeluarkan surat edaran agar seluruh Penyelenggara Telekomunikasi yang menyediakan layanan akses internet di Bali mendukung seruan bersama tersebut.
Internet tetap hidup dan dijaga kualitas layanan aksesnya internet untuk obyek-obyek vital serta layanan kepentingan umum lainnya yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung.
Bali menjadi masyarakat pertama mewujudkan hari tanpa internet.
Ini sekaligus membantah banyak anggapan bahwa manusia makin tergantung pada internet. Survei-survei di negara maju menyebut hampir lebih dari separuh responden setuju internet yang diasosiasikan dengan kebutuhan informasi sudah menjadi kebutuhan hidup.
Sebuah penelitian menyebut generasi milenial saat ini menghabiskan waktu selama 223 menit atau 3,7 jam sehari untuk online menggunakan perangkat mobile dengan jaringan internet.
Sementara itu penelitian lain yang dilakukan antara 1-23 Maret 2016 di 63 negara di seluruh dunia dengan sampel 30.000 konsumen menyimpulkan 56 persen responden bahkan tak bisa membayangkan hidup tanpa perangkat mobile. Sedangkan 70 persen lainnya menganggap perangkat mobile membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Bali dan masyarakatnya membantah semua penelitian itu.(TGU)