NASA Memperkirakan Asteroid Baru Akan Hantam Bumi Tahun 2032

Simulasi pendekatan asteroid 2024 YR4 yang dibuat oleh astronom amatir Tony Dunn. (Sumber: X/@tony873004)

NASA memperkirakan asteroid baru bernama 2024 YR4 memiliki peluang 1 banding 83 untuk menghantam Bumi pada Desember 2032. Asteroid tersebut memiliki lebar sekitar 196 kaki (60 meter) atau setengah dari panjang lapangan sepak bola, dan saat ini berjarak 27 juta mil dari Bumi.

Menurut Pusat Studi NEO NASA (CNEOS), asteroid yang baru ditemukan pada tahun 2024 itu akan mendekati Bumi pada tanggal 22 Desember 2032. Benda langit itu diprediksi akan berada dalam jarak sekitar 66.000 mil (106.200 kilometer) dari Bumi pada hari itu, dikutip dari Space.com.

Jarak sedekat itu bisa jadi berujung pada hantaman langsung ke Bumi. Ini dapat menimbulkan ledakan di atmosfer, yang disebut “ledakan udara” atau airburst, dan membentuk kawah tumbukan saat menghantam tanah.

Atas alasan itu, NASA dan Kantor Pertahanan Planet Badan Antariksa Eropa (ESA) memantau asteroid 2024 YR4 secara ketat.

Area yang Terkena Dampak

Asteroid 2024 YR4 awalnya ditemukan oleh proyek ATLAS, yang didanai oleh NASA. Pemantauan itu menggunakan teleskop proyek yang terletak di Rio Hurtado, Chili.

Insinyur Catalina Sky Survey dan pemburu asteroid David Rankin mengatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keberadaan dan posisi asteroid 2024 YR4.

“Masyarakat sama sekali tidak perlu khawatir tentang hal ini,” kata Rankin, dikutip dari Space.com. “Peluang tabrakan masih sangat rendah, dan kemungkinan besar hasilnya adalah sebuah batu yang mendekat dan tidak mengenai kita.”

Saat ini, cakupan tumbukan asteroid 2024 YR4 membentang dari Amerika Selatan melintasi Atlantik hingga Afrika sub-Sahara.

“Penting untuk diingat bahwa orbitnya masih terlalu tidak pasti untuk mengetahui apakah asteroid itu akan menabrak, dan saat ini, kemungkinan besar hasilnya adalah meleset,” tambah Rankin.

Dia juga mengatakan bahkan jika asteroid 2024 YR4 benar-benar menghantam Bumi, hal ini tidak langsung menimbulkan kekhawatiran. Masih banyak yang belum diketahui para astronom tentang asteroid baru ini, dan banyak dari karakteristik ini memengaruhi kerusakan yang dapat ditimbulkannya secara signifikan.

“Ukuran dan komposisi berperan besar dalam kemungkinan kerusakan, bersama dengan lokasi tumbukan,” kata Rankin. “Sulit untuk membatasi ukuran dan komposisi dengan situasi orbit saat ini, karena asteroid ini berada di luar orbit. Biasanya, cara terbaik untuk membatasi ukuran adalah dengan pengamatan radar dan hal itu tidak memungkinkan saat ini.”

Para astronom akan mencoba memperkirakan karakteristik ini pada tahun 2028 saat asteroid 2024 YR4 mendekat dalam jarak yang kurang berisiko dari Bumi, yaitu sekitar 5 juta mil (8 juta kilometer).

Para astronom dapat menghitung ukuran asteroid yang jauh berdasarkan jumlah cahaya yang dipantulkannya atau “magnitudo absolutnya”. Namun, masalahnya adalah asteroid memiliki komposisi permukaan yang bervariasi. Warnanya bisa gelap atau berkilau, dan itu memengaruhi perkiraan ukuran terkait cahaya.

“Berdasarkan magnitudo absolut yang dihitung, lebarnya sekitar 196 kaki (60 meter), tetapi itu mengasumsikan reflektivitas permukaan tertentu,” kata Rankin. “Jika asteroid memiliki permukaan yang lebih gelap, angka itu terlalu kecil; jika memiliki permukaan yang lebih reflektif, angka itu terlalu tinggi.”

Potensi Kerusakan

Jika asteroid 2024 YR4 benar akan menghantam Bumi, potensi kerusakannya cukup serius.

“Kemungkinan besar ukurannya hampir sama dengan batuan Tunguska 1908 atau batuan Kawah Meteor,” kata Rankin. “Jadi, meskipun dampaknya lebih bersifat lokal daripada regional, dampaknya tentu saja berpotensi menimbulkan kerusakan serius pada area yang ditabraknya.”

Tunguska merupakan peristiwa tabrakan asteroid terbesar yang tercatat dalam sejarah manusia. Peristiwa itu terjadi pada akhir Juni 1908: sebuah bola api meledak di atas hutan terpencil Rusia di Tunguska, Siberia, meratakan lebih dari 800 mil persegi pepohonan dan mungkin menewaskan tiga orang. Tabrakan itu tidak menghasilkan kawah. Namun jika seandainya terjadi, kawah itu diperkirakan selebar 2 mil (3 km).

Apa yang terjadi di Tunguska tidak sedramatis tabrakan asteroid Chicxulub sekitar 66 juta tahun lalu. Tabrakan Chicxulub memusnahkan dua pertiga kehidupan di Bumi dan mengakhiri era dinosaurus.

“Jika (asteroid 2024 YR4) terbuat dari material berbatu, asteroid itu dapat menyebabkan ledakan udara yang signifikan dan bola api yang mencapai tanah,” kata Rankin. “Jika terbuat dari besi, asteroid itu akan menghantam atmosfer dengan mudah dan menciptakan kawah tumbukan. Itulah sebabnya memahami bukan hanya orbitnya tetapi juga komposisi dan ukurannya sangat penting.”

Rankin dan para astronom di seluruh dunia akan berusaha mempelajari sebanyak mungkin tentang asteroid 2024 YR4 sebelum tahun 2032. Dia memperkirakan akan lebih yakin mengenai potensi tumbukan pada tahun 2028. [BP]