Myanmar Jadi Ladang Pembantaian terhadap Etnis Rohingya Muslim

Utusan Khusu PBB, Yanghee Lee. Foto: ONU Info

Koran Sulindo – Militer dan polisi Myanmar telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap kelompok minoritas Rohingya Muslim. Kesimpulan tersebut diungkapkan salah seorang Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yanghee Lee, sebagaimana diberitakan BBC Indonesia.

Peraih Nobel Perdamaian dari Myanmar, Aung San Suu Kyi, menolak diwawancara BBC terkait hal tersebut. Hanya juru bicara partai Suu Kyi yang berkenan memberikan tanggapan. Ia mengatakan, tuduhan-tuduhan tersebut “berlebihan” dan menilai masalah itu adalah urusan dalam negeri Myanmar, bukan urusan dunia internasional.

Diungkapkan oleh Yanghee Lee, dirinya belum diberikan akses yang bebas untuk memasuki wilayah konflik di Myanmar. Tapi, setelah berbicara dengan para pengungsi di Bangladesh, ia mengungkapkan situasinya “jauh lebih buruk” daripada yang ia bayangkan. “Saya ingin mengatakan, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Benar-benar kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh orang-orang Burma, militer Myanmar, petugas penjaga perbatasan atau polisi atau pasukan keamanan,” tuturnya.

Bahkan, Lee juga menyatakan, ada masalah pelanggaran “sistemis” dalam tubuh pasukan keamanan Myamar dan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi harus bertanggung jawab. “Pada akhirnya, ini adalah tanggung jawab pemerintah, pemerintah sipil, yang harus menjawab dan menanggapi kasus-kasus besar penyiksaan yang mengerikan dan kejahatan yang sangat tidak manusiawi, yang telah mereka lakukan terhadap rakyat mereka sendiri,” katanya. Seperti diketahui, tahun 2015 lalu, partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), memenangkan pemilihan umum yang dilakukan secara terbuka untuk pertama kalinya di Myanmar sejak 25 tahun lampau.

Menurut catatan, lebih dari 70.000 etnik Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir, setelah terjadi serangan militan pada Oktober 2016 lalu, yang memicu tindakan keras militer. Dilaporkan BBC, mereka di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh mengatakan, pasukan keamanan Myanmar telah menembak warga sipil, menculik, dan memerkosa gadis-gadis muda. Banyak bukti dari pengungsi ini didukung oleh gamber satelit dan video. [PUR]