Merpati Pos, dari Lambang Cinta hingga Menjadi Kurir Rahasia Raja

Merpati pos digunakan dalam mengirim surat rahasia oleh para tentara

koransulindo.com – Pada zaman dahulu, merpati pos lebih banyak menjadi pilihan karena kecepatan dan ketepatannya tidak diragukan lagi. Bila dibandingkan dengan kurir berkuda, merpati memang lebih cepat sampai pada tujuan dan memiliki resiko yang sangat kecil terutama untuk surat yang bersifat cepat dan rahasia. Karenanya, merpati pos menjadi pilihan para raja mengirim pesan-pesan ke wilayah kekuasaan mereka.

Metode komunikasi ini berasal dari orang-orang Persia kuno yang melatih burung merpati. Kemudian, orang-orang Romawi menggunakan merpati pos sebagai alat pengirim pesan kepada pasukan militer lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Tercatat, Julius Caesar menggunakan merpati pos sebagai pengirim pesan dalam kemenangannya melawan bangsa Galia.

Pada masa-masa awal event olimpiade, orang Yunani memberitahukan nama-nama pemenang olimpiade ke berbagai kota dengan menggunakan cara ini. Merpati pos juga digunakan oleh seorang Sultan Baghdad, Nuruddin pada 1146 untuk mengirimkan pesan ke sekitar kerajaannya. Sejarah juga mencatat Jenghis Khan menggunakan merpati sebagai sarana untuk mengirim surat penting ke seluruh provinsi kekuasaannya.

Dinasti Mamluk Mesir (1250 M-1517 M) telah pula menggunakan merpati sebagai pengirim pesan rahasia ketika berperang melawan bangsa Mongol. Kala itu, menara pengawas yang didirikan Mamluk berhasil ditembus tentara Mongol sehingga pengiriman pesan melalui jalan darat terhalang. Akhirnya, pesan itu dikirimkan melalui merpati pos. Metode ini lalu dianggap paling aman sekaligus sebagai sistem komunikasi tercepat saat itu.

Merpati juga berjasa dalam berbagai pertempuran di dunia. Pada pengepungan kota Paris dalam Revolusi Perancis 1871, merpati dipergunakan sebagai pembawa berita keadaan kota yang telah dikepung. Pengiriman berita melalui merpati juga digunakan selama Perang Dunia I dan II, serta dalam Perang Korea. Sekitar 500.000 merpati digunakan sebagai kurir selama Perang Dunia. Bahkan, angkatan bersenjata Swiss masih menggunakan merpati sebagai kurir hingga 1995.

Peran merpati tidak hanya efisien dalam membawakan pesan selama perang, tetapi juga sangat berjasa menyelamatkan nyawa manusia. Merpati bernama Cher Ami telah menyelamatkan batalion Amerika yang hilang dalam Perang Dunia I. Untuk jasanya tersebut, sang merpati mendapat penghargaan Distinguished Service Cross dan Croix de Guerre.

Merpati lainnya yang dinamai GI Joe menerima medali atas jasanya mencegah pengeboman yang fatal. Pada Oktober 1943, pasukan Amerika telah berencana untuk membombardir kota Colvi Vecchia, Italia yang diduduki Jerman. Namun, jelang pemboman dilakukan, kota tersebut berhasil dikuasai Brigade Infanteri ke-56 Inggris.

Berita ini tentu saja harus segera disampaikan karena pasukan Amerika belum mengetahui bila kota tersebut telah dikuasai sekutunya, Inggris. Di luar perkiraan, penyampaian informasi melalui transmisi radio gagal dilakukan akibat kendala teknis. Akhirnya, merpati bernama GI Joe diutus untuk menyampaikan pesan tersebut. Kedatangan GI Joe telah menyelamatkan sekitar 150 pasukan Inggris dari kematian. Karena jasanya itu, ia dianugerahi The Dickin Medal for Gallantry.

Di Indonesia sendiri, merpati pos pernah digunakan sebagai kurir pesan rahasia dalam masa perjuangan kemerdekaan. Saat itu, pesan-pesan dari para pejuang di kawasan Lamongan dan Surabaya pada 1946 dikirimkan oleh burung ini. Komunikasi antarpara pejuang pun lancar dilakukan. Hingga akhirnya, Belanda dapat mengetahui metode ini dan menembak merpati pos yang sedang terbang itu.

Walaupun terluka, merpati pos itu tetap terbang hingga sampai di tujuan. Akhirnya, di depan seorang komandan Republik, merpati itu jatuh dan mati. Merpati itu kemudian diberi penghargaan Letnan Anumerta hingga kemudian diawetkan untuk mengenang jasanya. Saat ini, tubuh merpati itu masih dapat kita temukan di Museum Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Burung merpati memiliki rentang hidup 3-5 tahun di alam liar dan 15 tahun di dalam penangkaran. Saat takut dan terancam, ia akan terbang melingkar di udara beberapa putaran untuk selanjutnya turun kembali ke tanah. Musuh utama burung ini adalah kucing, yang tidak hanya mengincar tubuhnya tetapi juga telurnya untuk dikonsumsi.

Pada zaman dahulu merpati pos menjadi media komunikasi yang sangat populer, tetapi pada zaman ini posisi merpati pos telah tergantikan karena adanya perkembangan teknologi. Posisinya telah tergantikan oleh surat yang dikirimkan kurir, telegraf, layanan SMS (short message service), pesan elektronik, dan layanan daring lainnya.

Armando merpati tercepat di dunia yang berhasil dilelang seharga Rp20 miliar

Tapi jangan khawatir, pecinta burung merpati kini dapat mengikuti berbagai ajang perlombaan balap baik di dalam maupun di luar negeri. Hadiahnya pun tidak main-main, merpati yang menjadi pemenang bisa mendapatkan ratusan juta rupiah hingga mobil mewah.

Bahkan, di bulan Maret 2021 kemarin, seekor burung merpati bernama Armando berhasil dilelang secara daring seharga 1,25 juta euro atau sekitar Rp20 miliar. Ini karena “Lewis Hamilton of Pigeons”, julukan merpati tercepat di dunia itu, menjadi pemenang di tiga kejuaraan lomba bergengsi sekaligus secara berturut-turut, yaitu Kejuaraan Ace Pigeon 2018, Angouleme dan Olimpiade Pigeon 2019 di Belgia dan Eropa.

Pemiliknya, Joel Verschoot, adalah peternak merpati yang bermarkas di Ingelmunster, Belgia barat. Dalam lelang online di Pigeon Paradise yang ditutup pada Maret lalu, keluarga peternak merpati itu telah menjual 178 ekor burung merpati dengan pendapatan total mencapai 2 juta euro atau sekitar Rp32 miliar. [Ahmad Gabriel]

Baca juga: