Mereka Lupa Bahasa Indonesia adalah Bahasa Persatuan

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Maruf Amin Hasto Kristiyanto

Koran Sulindo – Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Maruf Amin Hasto Kristiyanto mengajak seluruh relawan agar mengampanyekan kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin yang cinta dengan budaya dan sejarah bangsa.

Relawan, menurut Hasto harus menyampaikan kepada masyarakat kebanggaan dan jati diri kebudayaan Indonesia termasuk menghargai pemimpin yang mencintai budaya bangsa.

“Kita harus bangga dengan martabat kita sebagai bangsa yang merdeka,”Hasto saat menyampaikan pidato deklarasi relawan Barisan Relawan Bhineka Jaya (BaraBaja) di Rumah Aspirasi relawan Jokowi-Maruf, Jakarta, Minggu (16/9).

Ia mencontohkan momentum Asian Games dianggap mampu menghadirkan kebudayaan bangsa hingga lebih dihormati bangsa-bangsa lain.

Hasto juga merespons wacana pihak Prabowo-Sandi yang justru mengusulkan debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris yang menurutnya justru menunjukkan kepemimpinan sikap tidak menganggap budaya dan sejarah bangsa sebagai hal penting yang menjadi kebanggaan anak bangsa.

“Rupanya mereka lupa terhadap komitmen satu nusa satu bangsa, menjujung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,” kata Hasto.

Diungkapkan Hasto, apa yang ditunjukkan mereka adalah contoh orang yang tidak percaya diri karena orang yang percaya kepada kepribadian bangsa haruslah bangga dengan kebudayaan,  tradisi dan sejarahnya.

“Itulah pemimpin Indonesia Raya, itulah Pak Jokowi dan Ma’ruf Amin,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu.

Kepada relawan BaraBaja, Hasto menyerukan untuk terus semangat dan kerja keras dalam upaya memenangkan Jokowi-Maruf Amin.

“Membaralah dalam semangat sekuat baja, semakin ditempa semakin kokoh. Kita hadirkan watak politik yang membangun peradaban, politik yang hadir di tengah masyarakat, watak politik yang membangun harapan rakyat karena partisipasi dari rakyat itu sendiri,” kata Hasto.

Ia juga menambahkan dukungan tersebut menunjukkan deklarasi secara damai. Dia mengatakan rakyat adalah sumber inspirasi bagi Jokowi untuk bekerja selama ini.

“Ini lebih untuk menekankan kepada seluruh relawan untuk menampilkan Pak Jokowi yang merakyat, menampilkan bahwa rakyat adalah sumber inspirasi kita untuk berkampanye yang baik, agar turun ke bawah, melakukan pendekatan yang positif. Kita tak punya DNA untuk berkampanye secara negatif, nggak punya tradisi menyakiti rakyat,” ucap Hasto.

Pada kesempatan yang sama Relawan pendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI Jakarta 2017, Barisan Relawan Bhinneka Jaya mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin.

Turut hadir Direktur Relawan KH Maman Imanulhaq, dan Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono. Sementara dari BaraBaja, dipimpin oleh Ketua Umumnya Soelianto Rusli, dan Dewan Pembina BaraBaja Djarot Saiful Hidayat.

Acara panggung rakyat itu dihadiri seribuan orang relawan dan masyarakat yang mendukung pasangan Jokowi Maruf Amin.

KH Maman Imanulhaq mengingatkan para relawan bahwa ada kelompok yang berusaha menganggu Pancasila sebagai dasar negara. Mereka ingin menggantinya. “Kita tak ingin itu terjadi,” kata dia.

Maman mengatakan, jangan sampai peristiwa di Pilgub Jakarta terulang lagi oleh kelompok yang menyebarkan isu SARA. Karenanya dalam PIlpres 2019 bagaimana menjaga dan menciptakan kedamaian. “Maka mari kita jaga kebhinekaan, mari kita menangkan Jokowi-Maruf,” kata Maman.

“Jangan menebar hoax, jangan jelekkan pihak seberang. Kalau sono bilang tempe setipis ATM, bilang tempe masih tebal di warung Tegal. Kita lawan orang sebarkan pesimisme dan ketakutan, dengan menebarkan optimisme dan kedamaian,” imbuhnya lagi.

Sementara, Djarot mengatakan bahwa BaraBaja sudah terbukti sebagai kelompok militan yang bersedia masuk kampung keluar kampung, berjuang demi Indonesia. “Percayalah. Pak Jokowi-Kyai Maruf Amin harus menang di 2019. Bukan demi mereka berdua, tapi untuk Indonesia dan generasi kita mendatang,” kata Djarot.[CHA/TGU]