Koran Sulindo – Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Retno Marsudi menerima anugerah Hamengku Buwono IX Award hari ini. Penganugerahan diberikan dalam puncak acara peringatan Dies Natalis ke-67 UGM, Senin (19/12) di Grha Sabha Pramana, Yogyakarta.
Hamengku Buwono IX Award ini selalu diberikan oleh UGM kepada sosok yang dipandang berjasa bagi bangsa, negara maupun UGM setiap memperingati Dies Natalis.
Menurut penjelasan Rektor UGM Prof.Ir.Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Retno terpilih meraih HB IX Award karena dinilai sebagai tokoh yang memiliki komitmen kuat untuk kepentingan kemanusiaan dan memajukan perdamaian dunia.
“Selain gigih berupaya mempercepat peradaban kemajuan Indonesia, beliau juga gigih memperjuangkan kedaulatan Indonesia melalui diplomasi dan memperjuangkan kemanusiaan tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia seperti masyarakat Rohingnya di Myanmar,” ujar Dwikorita.
Lebih lanjut diungkapkan Dwikorita, Retno Marsudi juga dinilai sebagai tokoh yang mampu meneruskan perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX sebagai tokoh dan pejuang kemerdekaan yang nasionalis, dan bercita-cita tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kemanusiaan, serta kebudayaan.
Ditambahkan oleh Ketua Majelis Wali Amanat UGM, Prof. Dr. Pratikno bahwa Retno Marsudi layak menerima penghargaan HB IX Award. Hal ini mengingat Retno memiliki kontribusi besar dalam politik luar negeri Indonesia.
“Politik Luar negeri Indonesia menjadi semakin menguat dalam beberapa tahun terakhir dan Indonesia punya pengaruh besar serta menjadi perhatian dunia dalam penyelesaian berbagai kasus seperti isu illegal fishing dan lainnya. Jadi sangat layak kalau mendapat penghargaan HB IX Award UGM ini,” kata Pratikno yang kini menjadi Mensesneg.
“Menjadi kehormatan menerima penghargaan HB IX Award ini. Award ini akan menjadi penyemangat tidak hanya bagi saya, tetapi juga semua pihak untuk terus berkarya memberikan yang terbaik bagi bangsa,” kata Retno Marsudi dalam sambutannya lewat video conference.
Retno meminta maaf tidak bisa hadir secara langsung untuk menerima penganugerahan karena tengah berada di Myanmar menghadiri pertemuan antar Menteri Luar Negeri se-Asean untuk membahas persoalan masyarakat Rohingnya.
Penghargaan HB IX Award ini, lanjut Retno Marsudi, tidak lepas dari kerja tim Kementrian Luar Negeri yang turut mendukung perjuangan Indonesia di kancah internasional. Dikatakan, pada tahun 2016 politik luar negeri Indonesia difokuskan pada upaya Indonesia dalam melindungi warga negara Indonesia di luar negeri, menjaga perdamaian dan menciptakan kesejahteraan dunia. Pemerintah Indonesia, menurut Retno Marsudi, berupaya memberikan perlindungan maksimal kepada warga negara Indoensia (WNI) di luar negeri. Pasalnya, kasus konflik WNI di luar negeri semakin banyak terjadi karena tingginya mobilitas dan konflik di berbagai kawasan. Hasilnya, selama tahun 2016 Indonesia berhasil membebaskan 54 WNI dari hukuman mati, 8.815 kasus WNI yang menghadapi masalah hukum dapat terselesaikan dan menyelamatkan 287 WNI yang terlibat dalam kasus perdagangan manusia.
“Tahun 2016 banyak kasus penculikan WNI dan kita mampu menyelamatkan 25 ABK Indonesia yang disandera di Filipina dan 4 warga Indonesia yang disandera Somalia,” ujarnya.
Ditegaskan pula oleh Retno Marsudi, kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia menjadi isu penting dari politik luar negeri Indonesia. Peran Indonesia semakin penting ditengah dunia yang semakin tidak menentu seperti maraknya kejahatan transnasional terorganisir dan konflik yang terus berlangsung di berbagai belahan dunia. Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan anggota G 20 patut memainkan peran penting dalam menjaga dan menciptakan perdamaian dunia.
“Hal yang dihargai dari Indonesia adalah dengan menerapkan pendekatan secara damai lewat dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik,” tutur Retno. [YUK]