OPINI-Tren kebaya dengan sentuhan gaya Korea yang kini mulai populer di kalangan penggemar fashion Indonesia telah memicu beragam tanggapan dari warganet. Sebagian besar dari mereka menunjukkan ketidaksetujuan terhadap adopsi gaya tersebut dalam kebaya tradisional Indonesia.
Salah satu komentar yang mencuat adalah, “Itu bukan kebaya, tidak ada sejarah kebaya crop top, kebaya Korea, kebaya coquette.”
Komentar-komentar ini menyoroti pentingnya mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam busana kebaya, yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya di Indonesia. Kebaya bukan sekadar pakaian, tetapi juga simbol identitas dan warisan budaya.
Adopsi gaya Korea, seperti crop top atau gaya coquette, dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
LKP Ayu Busono di Tulungagung, Jawa Timur, yang telah lebih dari 20 tahun berperan dalam pengembangan keterampilan masyarakat, turut berperan dalam diskusi ini.
LKP ini memiliki teaching factory berupa butik dan pesanan custom kebaya, dan pemimpinnya, Ernarini Indraswati, menyoroti tren kebaya crop top Korea yang saat ini beredar di Indonesia.
Menurut Ernarini, modifikasi kebaya sebenarnya sah-sah saja, namun harus tetap memperhatikan pakemnya. Kebaya yang sesuai pakem adalah kebaya yang pas di badan.
Sebagai contoh, kebaya kutu baru bisa dimodifikasi dengan bagian bawah yang lebih lebar atau berkerut, asalkan tetap sesuai dengan ukuran badan. Namun, kebaya crop top Korea, yang tampil lebih mini hingga di atas pinggang dengan warna-warna pastel, jelas menyalahi pakem kebaya tradisional.
Ernarini menegaskan bahwa tren kebaya crop top Korea sangat merugikan Indonesia, terutama masyarakat Jawa. Kebaya memiliki nilai estetika dan simbolik yang mendalam, dan setiap modifikasi yang tidak sesuai dengan pakemnya dapat mengikis nilai-nilai tersebut. Tren ini, meskipun hanya sementara, seharusnya tidak diikuti secara membabi buta.
Untuk meminimalisasi berkembangnya tren ini, generasi Z perlu lebih bijak dalam memilih busana. Pengetahuan tentang tata busana tradisional sangat diperlukan agar mereka dapat menghargai dan mempertahankan warisan budaya. Kebaya, dengan segala keindahannya, harus dijaga keautentikannya agar tetap menjadi simbol kebanggaan bangsa.
Adopsi gaya Korea dalam kebaya mungkin terlihat menarik bagi sebagian orang, namun kita harus ingat bahwa kebaya bukan sekadar pakaian. Kebaya adalah simbol sejarah, budaya, dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Mari kita jaga dan lestarikan kebaya dalam keasliannya, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita. [UN]