Koran Sulindo – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Pemerintah optimisti mampu mencapai target tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, target tersebut tidak terlalu ambisius. Proyeksi tersebut akan mampu dicapai karena membaiknya konsumsi rumah dan sepanjang 2018 diprediksi aan tumuh hingga lima persen.
“Perekonomian juga didukung sektor investasi yang diperkirakan tumbuh di atas enam persen dan sektor ekspor yang akan tumbuh lima persen,” kata Sri Mulyani seperti dikutip antaranews.com pada Rabu (16/8).
Ia menuturkan, dua sektor tersebut mampu menjadi tumpuan perekonomian pada 2018. Apalagi pemerintah akan mengurangi beban APBN untuk mendukung pembangunan. Itu tercermin dari proyeksi defisit terhadap produk domestik bruto (PDB) yang hanya 2,19 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding defisit anggaran pada 2017 yang mencapai 2,67 persen terhadap PDB.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 itu mendapat pertanyaan dari anggota DPR. Ketua Komisi XI Melchias Marcus Mekeng, misalnya, heran dari mana sumber penerimaan negara untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,4 persen itu.
Kemungkinan sumber pendapatan negara pada 2018 berasal dari investasi, belanja modal BUMN, atau penerimaan pajak setelah implementasi pertukaran informasi otomatis (AEOI). Karena itu, kata dia, DPR masih akan membahas indikator-indikator makro itu dengan pemerintah sesuai proyeksi 2018.
Dalam nota keuangan yang dibacakan Presiden Joko Widodo tercantum target pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan pada 2018 mencapai 5,4 persen. Pertumbuhan tersebut akan dicapai lantaran konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan investasi, dan perbaikan kinerja ekspor dan impor. [KRG]