Tiger Forces unit elit SAA yang tak pernah kalah dalam pertempuran di Suriah.

Koran Sulindo – Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya berhasil membebaskan wilayah Hamuriyah di pinggiran Ghota Timur dekat Damaskus dari Hayat Tahrir al-Sham, jelmaan Jabhat al-Nusra atau Al-Qaeada Suriah.

Pembebasan itu memungkinkan pemerintah membuka koridor kemanusiaan baru di Ghota Timur yang terkepung.

Lebih dari 12.500 warga sipil berhasil dievakuasi dari Hamuriyah dan wilayah-wilayah sekitarnya.

Tak hanya mendesak di Hamuriyah, Tentara Suriah (SAA) juga terus merangsek maju ke wilayah al-Rayhanah di sebelah timur kota Douma yang dikuasai oleh Jaish al-Islam.

SAA menggelar Operasi Damaskus Steel untuk merebut Ghouta Timur yang dikuasai militan. Hanya berjarak beberapa kilometer dari ibu kota Damaskus, wilayah ini menjadi ancaman konstan dengan tembakan roket atau mortir ke pemukiman sipil.

Ghouta Timur adalah sebuah kantong pemberontak yang dikepung SAA sejak tahun 2013. Di wilayah itu berkuasa militan faksi Arab Saudi yakni Jaish al Islam yang sejak semula memang enggan menyerah. Bahkan meski jika mereka diizinkan meninggalkan daerah itu dengan senjata ringan seperti yang selama ini dinegosiasikan.

Tak hanya melawan tentara Suriah, di Ghouta mereka juga berseteru sengit dengan proxy Qatar yakni Hayat Tahrir al-Sham dan Legiun Faylaq al-Rahman yang berafiliasi dengan Ikhwan al-Muslimin.

Dibantu oleh unit-unit dari Garda Republik dan Tiger Forces yang terkenal itu, SAA berhasil menembus jalur logistik dan komunikasi Jaish al-Islam di pusat pertahanan militan.

Sabuk pertahanan sepanjang 12 km yang dijuluki militan sebagai The Trench of Death dari Nashabiya ke Rayhan dihancurkan ketika Divisi ke 4 ketika merangsek ke Hawsh al-Dawahira, Utaya, Nashabiya, dan Zriqa. Kemajuan paralel Divisi ke 4 di sektor barat Ghouta mengancam keruntuhan total pertahanan pemberontak di sekitar Douma.

Secara keseluruhan, SAA di kedua sisi Al-Ghouta beringsut mendekati tujuan untuk mengisolasi Douma. Seperti yang diprediksikan, operasi di Ghouta Timur memanfaatkan artileri pendukung untuk menerobos sektor timur.

Dari sana SAA meluncurkan serangan dua cabang di Mesraba dan Harasta Jaish al-Islam di Douma dari Faylaq al-Rahman di selatan Harasta.

Bagian barat Ghouta Timur menyajikan daerah perkotaan yang penuh ranjau, IED untuk bangunan, dan penyergapan di setiap belokan dan sudut. Fitur-fitur yang tidak menarik ini sebelum pernah menimpa SAA di Jobar dan Ayn Tarma yang memicunya menjadi kegagalan operasi.

Meskipun pemberontak JAI telah berhasil mendirikan sebuah garis pertahanan di sektor timur benteng Ghouta yang terbentang dari Nashabiya sampai ke Reyhan sepanjang 12 km panjangnya, Garda Republik dan Divisi ke 4 secara teoritis dapat memotong area pertanian menggunakan serangan mekanis melalui tembakan gencar.

Namun, di dalam sebuah kantong militan yang sempit itu ada lanskap politik yang terus berkembang yang mempersulit dinamika medan perang.

Pemerintah Suriah menemukan Jaish al-Islam bersedia untuk bernegosiasi ketika mendapat tekanan dengan jumlah yang tepat. SAA pada kenyataannya telah mendorong JAI untuk beberapa kali menyerang saingan mereka di Ghouta Timur sebagai klaim kekuasaan di wilayah tersebut yang memicu konfrontasi berdarah dengan korban ratusan jiwa.

Selain itu, para teroris itu telah kehilangan dukungan masyarakat lokal yang lelah mengalami pengepungan panjang di samping karena diketahui para militan menimbun bantuan kemanusiaan dan sumber daya untuk berperang.

Bagaimanapun kejatuhan Ghouta Timur hanya tinggal menghitung hari.

Dengan dihapusnya ancaman teroris di Ghouta Timur, Damaskus akan secara signifikan memperkuat posisinya di kawasan ini sekaligus menstabilkan situasi di Suriah. Ini juga menjadi peringatan bagi pasukan asing yang berusaha melakukan perubahan rezim di Suriah.

Pembebasan Ghouta Timur juga dianggap bakal memfasilitasi penyelesaian damai konflik tersebut dan membantu Suriah memulihkan integritas teritorialnya.

Setelah normalisasi situasi di Ghouta Timur, Damaskus masih harus berurusan dengan dua basis lain yakni Idlib dan wilayah di sebelah timur Sungai Efrat yang dikuasi Kurdi.(TGU)

Liputan pertempuran di Ghouta Timur oleh Anna News.