Mengenal Socrates, Bapak Filsafat Barat

patung Socrates (Wikimedia Commons)

Sepanjang perjalanan sejarah manusia, sosok-sosok tertentu mampu melampaui batas zamannya, meninggalkan warisan yang tak lekang oleh waktu. Salah satunya adalah Socrates, filsuf besar dari Athena yang hidup lebih dari dua ribu tahun lalu.

Meski dunia yang ia tinggali telah lama berlalu, pemikirannya tetap hidup dan relevan, membimbing cara kita memahami kehidupan, moralitas, dan kebenaran hingga hari ini.

Bagaimana seorang pria tanpa tulisan dan tanpa kekayaan mampu mengukir jejak begitu mendalam pada sejarah filsafat? Jawabannya terletak pada keberanian Socrates untuk menantang keyakinan yang ada, menggali kebenaran melalui dialog, dan menjalani hidup yang sepenuhnya berlandaskan kebajikan. Artikel ini mengajak kita untuk mengenal lebih dekat warisan Socrates dan bagaimana pemikirannya terus menginspirasi generasi demi generasi.

Melansir History, Socrates lahir tahun 469 SM di Athena, Yunani. Ayahnya, Sophroniscus, adalah seorang tukang batu, sedangkan ibunya yang bernama Phaenarete merupakan seorang bidan.

Socrates memulai karier sebagai prajurit infanteri. Ia sangat berdedikasi dan pernah menyelamatkan calon pemimpin Athena, Alcibiades, selama pengepungan Potidaea (432 SM). Sepanjang tahun 420-an SM, terjun dalam sejumlah pertempuran, salah satunya Perang Peloponnesos.

Dalam perjalanan hidupnya, Socrates merupakan salah satu filsuf terbesar dalam sejarah manusia, yang hidup di Athena, Yunani, sekitar tahun 470–399 SM. Socrates juga dikenal sebagai “Bapak Filsafat Barat,” ia memberikan kontribusi mendalam terhadap perkembangan filsafat, membentuk dasar pemikiran yang menginspirasi generasi pemikir setelahnya, termasuk Plato dan Aristoteles. Meski tidak meninggalkan tulisan, gagasan-gagasannya bertahan melalui karya murid-muridnya, terutama Plato dan Xenophon.

Metode Socrates: Seni Bertanya untuk Mencapai Kebenaran

Socrates terkenal dengan metode pengajarannya yang dikenal sebagai Socratic Method. Teknik ini menggunakan serangkaian pertanyaan mendalam untuk menantang asumsi, merangsang pemikiran kritis, dan mendorong refleksi diri.

Dalam diskusi, Socrates sering mengungkap ketidaktahuan lawan bicaranya, mendorong mereka untuk memahami konsep-konsep seperti keadilan, kebajikan, dan moralitas dengan cara yang lebih mendalam.

Salah satu prinsip utama ajarannya adalah, “Hidup yang tidak diperiksa tidak layak untuk dijalani.” Ia percaya bahwa evaluasi diri adalah kunci kebijaksanaan dan kehidupan yang bermakna.

Bagi Socrates, kebajikan (virtue) adalah satu-satunya hal yang benar-benar berharga, dan pencarian kebenaran adalah tugas manusia sepanjang hidup.

Pengadilan dan Kematian Socrates

Pada tahun 399 SM, Socrates diadili atas tuduhan menghujat dewa-dewa Yunani dan merusak moral pemuda Athena. Dialog Apology karya Plato mencatat bagaimana ia mempertahankan diri dengan keberanian dan integritas, menolak untuk meninggalkan prinsip-prinsipnya meski menghadapi hukuman mati.

Socrates akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan cara minum racun hemlock. Namun, ia menerima hukuman tersebut dengan tenang, percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi orang yang hidup dengan kebajikan dan integritas.

Tindakannya dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan, menunjukkan komitmennya terhadap kebenaran dan prinsip-prinsip etika.

Warisan Socrates yang Abadi

Warisan Socrates tetap relevan hingga saat ini. Socratic Method terus digunakan dalam pendidikan modern untuk mendorong siswa berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide baru. Ajarannya tentang pentingnya kebajikan dan refleksi diri membentuk banyak diskusi filosofis dalam etika, politik, pendidikan, dan hukum.

Socrates mengajarkan bahwa kesadaran akan ketidaktahuan kita adalah langkah pertama menuju pengetahuan sejati. Dengan pendekatan yang terus mendorong pencarian kebenaran, ia menginspirasi generasi demi generasi untuk memahami makna kehidupan mereka sendiri dan berkomitmen pada nilai-nilai moral yang tinggi.

Socrates bukan hanya seorang filsuf, tetapi juga pelopor pemikiran manusia yang terus memberi pengaruh mendalam pada dunia. Hidupnya adalah bukti bahwa pencarian kebenaran dan kebijaksanaan adalah perjalanan yang berharga, bahkan jika itu harus dibayar dengan nyawa.

Hingga hari ini, Socrates tetap menjadi simbol dari kekuatan intelektual, keberanian moral, dan dedikasi terhadap kehidupan yang bermakna. [UN]