Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Ahmad Basarah, kemungkinan partainya mengusung Ahok masih terbuka. Namun, sebelum itu, Ahok harus mengakui telah salah jalan karena memilih jalur perseorangan. “Harus ‘tobat politik’ dulu,” ujar Basarah.
Yang juga harus dilakukan Ahok, lanjutnya, adalah mengikuti tahapan-tahapan yang telah digariskan partai. “Termasuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan,” kata Basarah. PDI Perjuangan, tambahnya, tak mau salah langkah dalam mengusung calon Gubernur DKI Jakarta.
Pernyataan yang senada juga diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira. Meski peluang Ahok masih terbuka, katanya, Ahok perlu menyelesaikan sejumlah urusan, antara lain dengan pendukung Ahok di jalur perseorangan, Teman Ahok. “Peluang ada, tapi Ahok urusi dulu relawannya. Karena, kami juga memperhitungkan hal-hal itu,” kata Andreas.
Sampai awal Juni lalu, Teman Ahok mengklaim telah mengumpulkan fotokopi KTP dukungan untuk Ahok sebanyak 900 ribu lembar, meski syarat minimal KTP pada pilkada hanya 750 ribu (7,5% dari penduduk Jakarta). Ahok yakin, pada 20 Juni 2016, fotokopi KTP dukungan yang terkumpul sudah mencapai 1 juta.
Sampai saat ini, Ahok memang masih berkukuh melalui jalur perseorangan, meski terbuka kemungkinan gagal melewati tahapan verifikasi faktual seperti dituntut Undang-Undang Pilkada yang direvisi dan telah disahkan DPR awal Juni lalu. Fotokopi KTP sebagai bentuk dukungan calon independen harus diverifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum. “Ada kemungkinan gagal. Kami jalan terus,” kata Ahok.
Ahok terkesan memang pesimistis pada verifikasi aktual itu. Karena, memang, fakta di lapangan, umumnya orang-orang yang menyerahkan fotokopi KTP ke Teman Ahok adalah kelas menengah-atas yang memiliki rutinitas kesibukan yang relatif tinggi. Jadi, diduga, kemungkinan mereka bisa hadir secara fisik ketika KPUD melalukan verifikasi faktual sangat kecil. Diakui Ahok pula, aturan soal verifikasi faktual itu bakal mempersulit pendukung calon perseorangan.
Mungkin itu sebabnya Ahok ditafsirkan mulai mencari dukungan PDI Perjuangan, partai pemenang pemilihan umum. Apalagi, pada awal Juni lalu, Ahok juga mengatakan tidak menutup kemungkinan untuk kembali berpasangan dengan Djarot pada masa pemilihan kepala daerah 2017 mendatang. Malah, ia mengungkapkan, jika nantinya memang dirinya akan maju bersama Djarot, Heru Budi Hartono yang sebelumnya digadang sebagai calon wakilnya pasti bisa memaklumi. “Kalau belum talak tiga mah begitu, kan? Kecuali talak tiga, mesti menikah dulu, nanti cerai lagi. Nah, begitu kan?” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, 2 Juni 2016.
Ia juga menyatakan, skenarionya memang akan seperti itu jika dia benar-benar diusung PDI Perjuangan. “Kalau diusung PDIP pasti sama Djarot dong. (Tapi) Kita kan tetap independen,” ujarnya. Ahok mengaku kasihan kepada Teman Ahok yang sedang berusaha mengumpulkan satu juta data KTP untuk mendukung dirinya lewat jalur perseorangan.