Megawati Soekarnoputri dan istri PM Malaysia, Rosmah Mansor/foto: Mohd. Fadli Hamzah

Koran Sulindo – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan pandangan nilai budaya yang mempersempit kiprah perempuan dalam berkehidupan harus diubah.

“Pandangan dan nilai tradisi itu yang harus kita ubah melalui skenario kebudayaan untuk menjadikan warga negara setara dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan status sosialnya,” kata Megawati, dalam pidato di acara Kerja Sama Rantau ASEAN tentang Kekerasan terhadap Anak, melalui rilis media, hari ini.

Kekerasan terhadap perempuan terjadi sebagian besar karena faktor kemiskinan dan pandangan nilai budaya.

Megawati hadir di Malaysia memenuhi undangan Istri Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, Rosmah Mansor. Salah satunya menjadi pembicara kunci dalam seminar di atas. Megawati berada di Malaysia sejak 13 Maret hingga 15 Maret ini.

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, Indonesia meratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 Tahun 1999 tentang Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. Konvensi itu lalu ditindaklanjuti menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Megawati juga menerbitkan Keputusan Presiden tentang Rencana Aksi Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak; Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak; dan Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak.

Di penghujung jabatannya sebagai presiden, Megawati melahirkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Keluarga Peletak Dasar

Megawati yang hadir didampingi oleh Menteri Koodrinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa itu sekali lagi menekankan keluarga sebagai peletak dasar pendidikan budi pekerti.

“Negara Indonesia adalah negara merdeka yang telah memberikan kehidupan berdasarkan prinsip kesetaraan yang adil bagi rakyatnya. Kaum perempuan dan anak bagian tersendiri dalam peradaban Indonesia sebagai bangsa yang adil dan makmur,” katanya.

Hubungan Dua Negara

Sebelumnya, ketika dijamu makan siang oleh Istri Perdana Menteri Malaysia Rosmah Mansor, Megawati mengatakan hubungan Indonesia-Malaysia selalu rekat walau pergantian kekuasaan di masing-masing negara.

Megawati menyebutkan hubungan baiknya dengan pemimpin Malaysia dari Datuk Seri Najib Tun Razak, mantan PM Tun Abdullah Ahmad Badawi, dan Tun Dr Mahathir Mohamad.

“Saya harap hubungan baik ini terus berlanjut,” kata Megawati, ketika jamuan makan malam yang diselenggarakan Kedubes Malaysia di Indonesia, seperti dikutip kantor berita Malaysia, Bernama.

ASEAN yang Ramah Anak

Megawati juga mengatakan ASEAN harus bekerjasama erat melawan kekerasan seksual terhadap anak, agar kawasan ini layak disebut ramah anak.

Menurut Megawati hukum dan perundang-undangan harus diciptakan untuk mendukung upaya itu. Namun payung hukum saja tidaklah cukup.

“Yang penting implementasinya,” kata Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu memuji inisiatif Malaysia untuk menangani kekerasan seksual pada anak.

“Kekerasan seksual pada anak bukan hanya isu satu negara tapi masalah antar bangsa,” kata Megawati. [DAS]