Megawati Kenalkan Kekayaan Budaya Bali pada Para Dubes

Megawati Soekarnoputri bersama para duta besar negara sahabat/pdiperjuangan.or.id

Koran Sulindo – Setelah mengajak puluhan duta besar  negara sahabat untuk menanam pohon langka di Kebun Raya Bedugul, Bali, kemarin, hari ini

Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Megawati Soekarnoputri, memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Bali pada para duta besar negara sahabat di Istana Tampaksiring, Gianyar,.

Acara tersebut rangkaian program “Tour of Eka Karya Botanical” yang diselenggarakan YKRI selama tiga hari di Bali. Megawati ingin kekayaan alam, seperti pepohonan, tumbuhan, dan bunga-bungaan asli Indonesia bisa dilestarikan untuk menghindari kepunahan.

Para dubes yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut antara lain dari Rusia, Turki, Vietnam, Filipina, Serbia, Peru, Zimbawe, Singapura, dan Srilanka.

“Saya tadi melihat, karena waktu saya menjadi Presiden dan Wapres, saya banyak menanam di sini untuk menambah koleksi tanaman-tanaman yang memang waktu ayah saya membangun ini masih belum mencukupi. Makanya, tadi saya perhatikan, ternyata dapat tumbuh dengan baik. Semua dalam rangka melestarikan pohon yang menurut saya belum langka, tetapi sudah masuk ke akan menjadi langka. Jadi, saya coba lihat lagi,” kata Megawati di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (7/8).

Megawati kemudian menceritakan apa yang diamati dalam perjalanannya dari Denpasar menuju Istana Tampaksiring yang perbedaannya sudah cukup jauh jika melihat lingkungan dan pepohonan serta ciri khas daerahnya. Umpamanya, perubahan yang sangat kelihatan adalah sekarang ini sudah sangat sulit mendapatkan bukit yang ada alang-alangnya.

“Saya tanya, ternyata dilakukan penghijauan, tetapi tidak melihat sebaiknya apa yang harus ditanam untuk penghijauan itu. Sebagai contoh, kayu sengon sekarang sangat laku untuk menjadi bahan-bahan kerajinan atau mebel. Itu ditanam di bukit yang ada alang-alangnya. Ternyata, daya serap sengon terhadap air sangat besar hingga mematikan alang-alang itu. Padahal, bentuk rumah tradisional Bali kalau kita lihat dari foto-foto lama, temboknya diberi tanah yang di atasnya diberi alang-alang dan atap Bali  juga dari alang-alang. Itu yang saya lihat sayang sekali tidak dilestarikan,”kata Presiden RI ke-5 itu.

Melihat kondisi itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengaku sudah meminta beberapa kepala daerah di Bali yang merupakan kader PDIP untuk memperhatikannya. Dari 9 kabupaten/kota di Bali, 7 di antaranya dipimpin kader PDIP.

“Sekarang, saya upayakan untuk bekerja dengan cara pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, yang mereka sendiri merasakan itu ada manfaatnya. Antara lain, dalam lingkungan pelestarian Bali, saya minta, mungkin ada desa yang bisa dijadikan contoh kultural. Inilah desa Bali dari dulu, ” katanya.

Lalu bagaimana Megawati melihat budaya di Bali untuk membentengi dari budaya luar?

“Itu justru yang mesti kita jaga. Maka, kearifan lokal yang ada harus selalu dilestarikan, seperti Subak, Itu bagian dari heritage dunia. Memang saya lalu mengatakan, apa-apa yang merupakan hal-hal yang sifatnya tradisional dan masuk dalam kearifan lokal Bali yang harus diperkuat,” kata Megawati. [pdiperjuangan.id/DAS]