Koran Sulindo – Ketua Panitia Pengarah Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, mengaku bersalah atas insiden usai final Piala Presiden 2018, Sabtu (17/2) lalu. Dalam insinden itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ditahan seorang anggota Pasukan Pngawal Presiden (Paspampres) menyertai Presiden Joko Widodo memberikan pengharagaan ke[pada pemenang kejuaraan sepak bola nasional itu.
“Saya tidak begitu paham protokoler. Seharusnya saya meminta Mas Anies untuk menerima hadiah bersama Persija. Saya berharap semua pihak jangan salahkan siapa-siapa, salahkan saya,” kata Maruarar, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (19/2/2018), seperti dikutip antaranews.com,
Sebelumnya, Istana Kepresidenan memberikan keterangan secara tertulis, menjelaskan duduk perkara insiden ini dari sisi mereka. Istana mengatakan tidak tahu menahu soal insiden itu, dan menyatakan event tersebut bukan acara resmi kenegaraan.
Maruarar juga mengaku memang tidak memasukkan nama Anies dalam daftar pendamping Presiden Jokowi, saat akan menyerahkan trofi ke para pemain Persija Jakarta tersebut. Ia mengira Anies sebagai gubernur DKI Jakarta otomatis menerima hadiah bersama Persija Jakarta dari Jokowi, meski tidak diminta.
Hal-ihwal protokoler menyangkut presiden dan wakil presiden diatur dalam UU Nomor 9/2010 tentang Keprotokolan, terkhusus pasal 13 jika itu terkait dengan pemimpin formal wilayah bersangkutan.
Untuk itu, Sirait pun menyampaikan permintaan maaf kepada Jokowi, Baswedan, dan semua pihak yang dirugikan atas insiden itu.
“Saya bertanggung jawab 100 persen atas ketidaknyamanan ini. Sekali lagi saya meminta jangan salahkan siapa-siapa. Jangan salahkan Paspampres karena mereka bekerja sesuai dengan arahan,” katanya.
Maruarar yang akrab disapa Ara ini mengungkapkan, tidak pernah ada masalah antara dia dengan Anies. Ia sudah berteman selama bertahun-tahun.
“Hubungan pertemanan itu baik-baik saja. Saya mengantarkan Presiden Joko Widodo dan Anies Baswedan sampai ke mobil usai final, juga baik-baik,” kata Maruarar. [DAS]