Maduro Terus Kampanyekan Dialog Secara Damai dan Terbuka dengan Oposisi

Presiden Venezuela Nicolas Maduro [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Presiden Venezuela Nicolas Maduro terus melanjutkan kampanye damai dan bersedia berdialog dengan oposisi. Hanya dengan dialog jujur dan terbuka satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan.

Seperti yang diberitakan teleSUR pada Minggu (17/2), Maduro telah mengkampanyekan perdamaian lebih dari 400 kali dalam 6 tahun terakhir. Dan ia memastikan akan terus melakukannya demi Venezuela tercinta.

Maduro mendukung penawaran dari Meksiko, Uruguay, Bolivia untuk memfasilitasi dialog krisis politik yang sedang terjadi di Venezuela saat ini. Terlebih prioritas utama pemerintah saat ini adalah menyelesaikan masalah ekonomi, politik, perdamaian, dan mempertahankan kedaulatan.

Pernyataan Maduro itu juga telah disampaikan Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza pada Sabtu (16/2) lalu. Menyelesaikan perbedaan politik dengan cara dialog dan damai sekaligus mengutuk sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengintervensi masalah dalam negeri Venezuela secara paksa.

Dikatakan Arreaza, telah ada 2 pertemuan untuk menyelesaikan masalah dalam negeri Venezuela. Tentu saja ada ketegangan, perbedaan mendasar antara pemerintah dan oposisi. Namun, pada saat yang sama pemerintah dan oposisi sama-sama memiliki keprihatinan yang sama atas masalah yang dihadapi Venezuela.

“Mudah-mudahan kita dapat membangun dialog,” kata Arreaza kepada teleSUR.

Setelah upaya kudeta oposisi lewat deklarasi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela pada 23 Januari lalu, Maduro telah berkali-kali menyerukan dialog damai antara pemerintah dan oposisi. Dan sebaiknya menghindari upaya kudeta yang disponsori Amerika Serikat yang juga mempertimbangkan intervensi militer kepada Venezuela.

Berdasarkan konstitusi Venezuela, upaya Guaido tentu saja termasuk pelanggaran. Walau pada saat yang sama mendapat dukungan dari berbagai negara terutama sekutu AS yang antara lain Prancis, Spanyol, Inggris dan Jerman. [KRG]