Macan tutul di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan Jawa Barat terus meresahkan warga setempat. Terbaru, Minggu (14/7/2024) sekitar pukul 18.30 WIB, terpantau ada dua ekor macan tutul yang terlihat oleh dua kamera secara bersamaan.
Sebelumnya hanya terlihat satu ekor pada hari Rabu (9/7/2024) malam. Bahkan, kemunculan macan tutul itu sempat terpantau oleh kamera amatir berkeliaran di dekat jembatan yang menuju arah Ciharja.
Kejadian ini menjadi fokus utama dalam rapat koordinasi lintas sektoral yang digelar aparat desa, kecamatan, BPBD, TNI, Polri, BKSDA, Pol PP, dan masyarakat setempat.
Langkah Koordinasi dan Pemantauan
Kepala BPBD Kabupaten Kuningan, Inda Bayu Permana S.STP, menyatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Pemantauan lokasi pemukiman, akses jalan, dan sekitarnya yang dilewati macan tutul juga terus dilakukan.
Selain itu, rembug desa dan penyaluran logistik juga menjadi bagian dari upaya penanganan.
“Aparat desa dan masyarakat melakukan piket patroli/ronda untuk memantau pergerakan macan tutul dan menghimbau masyarakat agar berhati-hati. Warga masyarakat masih merasa khawatir dan resah dengan keberadaan macan tutul yang masuk ke wilayah pemukiman dan akses jalan yang dilalui warga,” ujar Inda Bayu Permana dalam laporan hasil rembug setempat.
Rencana Tindakan Lanjutan
Rencana tindak lanjut yang disampaikan BPBD Kabupaten Kuningan mencakup pemantauan dan assesment, serta pendirian posko/piket patroli bersama yang akan dilakukan siang dan malam selama lima hari ke depan.
Pihak BKSDA juga menurunkan tim assesment untuk melakukan pengamatan dan penanganan menggunakan metode penebaran kotoran singa sebagai alat untuk menakuti/mengusir macan tutul agar tidak mengganggu aktivitas warga dan kembali ke habitatnya.
“Untuk anak-anak sekolah difasilitasi oleh pihak desa dengan angkutan roda empat,” tambah Inda Bayu Permana.
Kehadiran Macan Tutul dan Dampaknya
Kehadiran dua ekor macan tutul yang terpantau pada pukul 18.30 di dua kamera secara bersamaan semakin mengganggu dan meresahkan warga. Aktivitas warga menjadi terganggu akibat ancaman ini.
“Langkah lanjutan akan dikoordinasikan dengan pihak desa dan pihak terkait lainnya,” imbuh Inda Bayu Permana.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan warga Desa Gunungmanik dapat merasa lebih aman dan aktivitas sehari-hari dapat kembali normal tanpa ancaman dari macan tutul. Keberhasilan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral sangat penting untuk memastikan keselamatan dan ketenangan warga setempat. [UN]