ERUPSI atau letusan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) sejak 16 April 2024 menyebabkan masyarakat sekitar terpaksa mengungsi. Gunung dengan ketinggian 925 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini ternyata memiliki potensi letusan yang dapat menimbulkan Tsunami besar.
Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada Selasa (16/4) pukul 21.45 Wita, Gunung Ruang mengalami erupsi eksplosif dengan tinggi kolom mencapai 2.000 meter dari puncak. Kemudian disusul letusan besar Rabu (17/4) dini hari dengan kekuatan lebih besar disertai kolom abu mencapai 2.500 meter dari puncak.
Letusan masih berlajut malam tadi pada pukul 21.15 WITA, tampak kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan tinggi sekitar 3.000 meter disertai suara gemuruh dan gempa.
PVMBG telah resmi menaikkan status Gunung Ruang menjadi level IV atau ‘Awas’ pada Rabu (17/4) pukul 21.00 Wita.
Demi menghindari dampak lanjutan, masyarakat yang bermukim di pantai barat Pulau Tagulandang diungsikan ke pantai timur. Adapun dampak yang dikhawatirkan berupa risiko potensi tsunami dan awan panas yang timbul akibat erupsi eksplosif dari Gunung Ruang.
Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, Juliana Doris Jane Rumambi mengatakan warga diminta mengungsi salah satu alasannya untuk menghindari potensi tsunami.
“Mohon segera mengungsi ke pantai timur untuk menghindari terjadinya tsunami dan lontaran batu pijar di wilayah pantai barat,” kata Doris, Rabu (17/4).
Hal serupa disampaikan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Diperkirakan potensi tinggi gelombang tsunami akibat erupsi Gunung Ruang bisa mencapai 25 meter. Peringatan itu berdasarkan data sejarah letusan Gunung Ruang di masa lalu.
“Untuk sejarah potensi tsunaminya itu di ketinggian 25 meter dan melanda beberapa ratus meter di bagian sisi barat-barat daya daratan Pulau Tagulandang,” kata Ketua Tim Kerja Gunung Api Heruningtyas dalam Konferensi Pers Status Gunung Ruang, Kamis (18/4).
Dengan potensi ketinggian itu, Heruningtyas berkata, tinggi gelombang tsunami Gunung Ruang hanya terpaut sekitar 5 meter dari tsunami Aceh yang saat itu disebutnya mencapai 30an meter.
Heruningtyas menjelaskan pada erupsi Gunung Ruang 3 Maret 1871, gelombang pasang atau tsunami hingga 25 meter muncul usai terjadi gempa dibarengi gemuruh erupsi.
Gelombang pasang itu menerjang melanda pantai Tagulandang dan menyerang sejauh 180 meter dari pantai, dilanjutkan oleh gelombang pasang kedua. Bencana tersebut menelan korban sebanyak 300-400 orang.
“Hal ini yang menyebabkan kami menggunakan radius 6 km, karena adanya potensi tsunami yang mengancam di sisi bagian barat Pulau Tagulandang,” kata Heruningtyas. [DES]