Ratusan warga berada di atas geladak KRI Kakap-811 saat dievakuasi di Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (1/5/2024). . ANTARA FOTO/Andri Saputra/nz.

Pulau Tagulandang, bagian dari Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, menjadi saksi dramatis dari keganasan alam saat Gunungapi Ruang meletus. Dalam upaya menjaga keselamatan warga, pemerintah melakukan proses evakuasi massal dengan cepat dan terorganisir.

“Paling tidak ada sembilan ribu lebih warga dalam radius 7 kilometer yang segera harus diungsikan,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunungapi Ruang, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (3/5/2024).

Saat ini, sudah ada lebih dari 3.000 pengungsi yang berhasil dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang. Sementara itu, lebih dari 5.000 orang masih dalam proses evakuasi bertahap. Proses evakuasi ini menggunakan berbagai armada kapal seperti KM Glory Mery, KRI Kakap-811, KM Marina Bay, dan lainnya.

Dilakukan secara bertahap sejak 30 April hingga 2 Mei 2024, diharapkan proses ini dapat segera diselesaikan. “Mudah-mudahan dalam tiga hari ini proses evakuasi ini bisa selesai,” tambah Suharyanto.

Sementara itu, lokasi pengungsian sementara bagi warga yang dievakuasi ini telah disiapkan oleh pemerintah di beberapa titik. Diantaranya Sentra Tumou Tou Manado, Sentra di Paal 4 UPT Kemensos, Bapelkes Malalayang, BLK Bitung, Pulau Siau dan beberapa wilayah lain secara mandiri.

BNPB Salurkan Dana Rp 2,25 M Untuk Penanganan Darurat

Lebih lanjut, BNPB juga telah menyalurkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) dengan total Rp 2,25 miliar yang diberikan melalui dua tahap. Hal itu untuk mendukung seluruh rangkaian penanganan darurat bencana erupsi Gunungapi Ruang.

Adapun tahapannya adalah; pertama rinciannya Rp 300 juta kepada Pemprov Sulawesi Utara, Rp 250 juta kepada Kodam XIII/MDK, Polda Sulawesi Utara Rp 250 juta, Lantamal VIII Rp 150 juta, Lanud Sam Ratulangi sebesar Rp 150 juta dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro senilai Rp 350 juta.

Kemudian pada tahap kedua meliputi Rp 200 juta kepada Korem 131/Santiago, Kodim Sitaro Rp 200 juta, Polres Sitaro Rp 150 juta, Kota Manado Rp 150 juta dan Kota Bitung Rp 150 juta.

BNPB juga memberikan bantuan berupa logistik dan peralatan yang juga didistribusikan dalam dua tahap. Tahap pertama, BNPB telah menyalurkan berupa tenda pengungsi 5 unit, tenda keluarga 100 unit, light tower 4 unit, genset 4 unit, sembako 300 paket, makanan siap saji 300 paket, hygiene kit 300 paket, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, kasur lipat 150 lembar, masker 300 dus, velbed 50 unit, toilet portabel 10 paket, survival kit pengungsi 300 paket dan terpal sebanyak 320 lembar.

“Ini tahap dua sudah masuk semua. Mohon dicek betul ya khsusnya Kabupaten Sitaro dan Provinsi Sulawesi Utara. Segera didistribusikan di masyarakat,” pinta Suharyanto.

“Intinya adalah kita sepakat semua bahwa kebutuhan dasar masyarakat ini harus betul-betul terpenuhi dan tertangani dengan baik,” imbuhnya.[UN]