HNLMS Kortenaer/AFP

Koran Sulindo – Wilayah laut Jawa pada masa perang dunia ke-2 lalu, dalam catatan sejarah pernah terjadi pertempuran laut yang hebat antara pihak sekutu dengan bala tentara Jepang. Laut Jawa pernah menjadi latar sebuah pertempuran hebat di tengah Perang Dunia II. Kala itu, pada 1942, armada Kekaisaran Jepang menyerang pihak Sekutu yang berakhir dengan kemenangan telak pasukan Negeri Sakura.

Februari 1942, sekutu Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia berusaha menghadang invasi militer Jepang ke Pulau Jawa. Upaya mereka gagal. Dari 17 kapal perang yang dikerahkan sekutu, 10 kapal ditenggelamkan Jepang, yang kemudian menguasai Jawa. Hingga akhirnya, laut di sekitar Indonesia, Malaysia, dan Singapura menjadi kuburan bagi lebih dari 100 kapal dan kapal selama selama Perang Dunia II.

Dalam perang laut besar melawan Jepang di Laut Jawa tahun 1942, Belanda kehilangan 2.200 pelaut. Kini, menjelang peringatan 75 tahun peristiwa itu, Belanda ingin merayakan dan mendirikan monumen peringatan.

Namun, ternyata bangkai-bangkai kapal itu sudah tidak ada di tempatnya ditemukan dulu. Padahal, hampir 15 tahun lalu, penyelam menemukan bangkai ketiga kapal itu di dasar Laut Jawa. Di tengah pertempuran itu, tiga kapal perang Kerajaan Belanda, HNLMS Kortenaer, HNLMS De Ruyter, dan HNLMS Java karam. Ketiganya terbaring bisu di dasar Laut Jawa, beserta jasad-jasad manusia yang di dalamnya.

Mendapati kenyataan yang mengejtukan tersbut, pihak pemerintah Belanda telah mengirimkan protes kepada Indonesia terkait dengan hilangnya bangkai kapal perang negara itu di Laut Jawa, yang tenggelam pada Februari 1942.

Media Jerman, Deutche Welle, dalam edisi Kamis (17/11/2016), melaporkan, Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert telah melayangkan protes kepada Indonesia.

Kementerian mengatakan, tiga kapal marinir Belanda tenggelam di Laut Jawa dalam pertempuran dengan Jepang pada Februari 1942. Tim penyelam yang dikirim, hanya menemukan jejak-jejak tenggelamnya kapal, tetapi kapalnya sendiri tidak ada lagi.

Beberapa nelayan lokal mengatakan kepada televisi Belanda, kemungkinan bangkai kapal sudah ditarik ke darat dan dipereteli warga untuk dijual lagi. Kapal marinir itu adalah Hr Ms Kortenaer, Hr Ms Java, dan kapal perang andalan Hr Ms De Ruyter yang panjangnya 170 meter. Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert telah melayangkan protes kepada Indonesia. Kementerian Pertahanan Belanda telah mengonfirmasi, dua dari bangkai kapal yang karam pada 1942 telah lenyap secara keseluruhan. Sementara, sebagian besar bagian bahtera yang ketiga juga telah lenyap.

“Ini adalah lokasi kuburan militer, dan mereka harus dihormati,” kata Jeanine Hennis-Plasschaert di televisi Belanda, Rabu (16/11/2016). Dia menuntut penyelidikan penuh atas apa yang terjadi dengan bangkai kapal-kapal itu.

Namun, entah sejak kapan, keberadaan mereka terusik. Dua dari tiga kapal tersebut lenyap sama sekali. Sementara yang ketiga, dalam kondisi nyaris hilang.

Dalam catatan, bangkai tiga kapal tersebut kali pertama ditemukan utuh oleh penyelam amatir pada tahun 2002. Namun, ekspedisi baru yang diluncurkan untuk memperingati 75 tahun Pertempuran Laut Jawa menguak fakta tak terduga. Sementara sonar menunjukkan jejak kapal-kapal tersebut di dasar laut, fisik dua bahtera itu tak lagi ada di sana.

“Bangkai kapal HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java telah sepenuhnya hilang. Sementara, sebagian besar bagian HNLMS Kortenaer juga raib entah ke mana,” demikian keterangan pihak Kerajaan Belanda.

Ketiga kapal tenggelam di tengah Pertempuran Laut Jawa, yang menjadi momentum kekalahan luar biasa Belanda, Inggris, dan Australia oleh pasukan Jepang pada Februari 1942. Pertempuran Laut Jawa adalah pertempuran laut paling merugikan  bagi sekutu dalam sejarah perang, dan itu membuka pintu bagi penguasaan Jepang atas seluruh Hindia Belanda.

Sekitar 2.200 orang yang ada di dalam tiga kapal tersebut tewas kala itu, termasuk 900 pelaut berkewarganegaraan Belanda, dan 250 orang Indonesia keturunan Belanda. Itu mengapa, tiga puing kapal itu dinyatakan sebagai ‘kuburan masa perang’ yang dianggap keramat.

“Penyelidikan dilakukan untuk melihat apa yang terjadi pada bangkai-bangkai kapal tersebut. Kabinet pemerintahan telah diberi informasi tentang itu,” kata pihak Kementerian Pertahanan, seperti dikutip dari Guardian, Rabu (16/11/2016). “Penodaan terhadap kuburan perang adalah pelanggaran serius.”

Ternyata tidak hanya Belanda yang kehilangan kapal perangnya. Pemerintah Inggris juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menyelidiki keberadaan bangkai kapal Angkatan Laut mereka, yang juga tenggelam dalam perang laut besar tahun 1942 itu. Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan di London, pemerintahnya terkejut dengan berita hilangnya bangkai sejumlah kapal Royal Navy yang tampaknya telah diambil secara ilegal dan dijual sebagai besi tua.

Sebelumnya, harian Inggris Guardian melaporkan bahwa tiga kapal Inggris dan satu kapal selam AS sudah dipereteli secara ilegal oleh pemulung besi tua. Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, pihaknya sudahmembentuk sebuah tim investigasi internasional dan kini sedang melakukan penyelidikan.

Sementara itu, selang dua tahun lalu, militer AS juga menyatakan adanya “gangguan ilegal terhadap lokasi kuburan militer” di Laut Jawa. Dimaksud adalah bangkai kapal USS Houston, yang tenggelam di Selat Sunda dengan 650 sedadu dan pelaut. Ada dugaan kuat, bangkai-bangkai kapal tersebut mungkin dianggap dan dijadikan ‘barang rongsokan’ oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. (Noor Yanto)