Koran Sulindo – Legenda mengenai asal-usul Gunung Merapi adalah salah satu cerita rakyat yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat Jawa.

Kisah ini tidak hanya memberikan penjelasan tentang asal mula gunung berapi yang terkenal di Indonesia tersebut, tetapi juga menyimpan pesan tentang kekuatan para empu, peran dewa-dewa, serta pengaruh dunia mistis dalam budaya Jawa.

Di balik letusan dan asap yang terus mengepul dari Gunung Merapi, tersembunyi cerita yang menyiratkan bagaimana para dewa berupaya menyeimbangkan Pulau Jawa dan bagaimana perjuangan para empu menjadi bagian dari sejarah gunung ini.

Dilansir dari buku Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak karya Burhan Nurgiyantoro, kisah ini dimulai ketika Pulau Jawa baru saja diciptakan oleh para dewa.

Namun, para dewa mendapati bahwa pulau tersebut tidak seimbang dan miring. Untuk menyeimbangkan Pulau Jawa, sebuah gunung besar harus ditempatkan di tengah-tengah pulau itu.

Para dewa menemukan sebuah gunung bernama Jamurdipa di Laut Selatan dan memutuskan untuk memindahkannya. Namun, saat para dewa memilih tempat di mana Gunung Jamurdipa akan diletakkan, mereka menemukan dua empu sakti, Empu Pamadi dan Empu Rama, yang sedang menempa keris pusaka.

Batara Narada dan Batara Panyarikan, utusan Batara Guru, memerintahkan kedua empu tersebut untuk pindah dan memberikan ruang bagi gunung yang akan segera tiba.

Empu Pamadi dan Empu Rama menolak permintaan itu, dengan alasan bahwa proses pembuatan keris sakti tidak boleh terganggu atau dipindahkan sembarangan.

Perselisihan antara kedua empu dengan para dewa pun berlanjut menjadi pertempuran. Para empu, dengan kesaktian dan kemampuan mereka, berhasil mengalahkan Batara Narada dan Batara Panyarikan. Kemenangan itu membuat Batara Guru marah besar.

Dalam amarahnya, Batara Guru memerintahkan Batara Bayu, dewa angin yang memiliki kekuatan dahsyat, untuk meniup Gunung Jamurdipa ke tempatnya semula, di atas lokasi di mana kedua empu sedang bekerja.

Dengan sekali tiupan, Batara Bayu memindahkan gunung itu, dan dalam sekejap, Gunung Jamurdipa pun menghantam kedua empu yang tengah bekerja, menindih dan mengubur mereka hidup-hidup.

Namun, cerita ini tidak berakhir begitu saja. Meskipun kedua empu sakti tersebut telah wafat, bara api dari tungku perapian mereka tidak padam.

Api itu justru membakar dari dalam gunung, menciptakan kawah yang mengeluarkan asap dan lahar. Kawah inilah yang membuat gunung itu kemudian dikenal sebagai Gunung Merapi, atau “gunung api” yang terus berasap sepanjang masa.

Legenda ini, selain menjelaskan asal-usul Gunung Merapi, juga mencerminkan kepercayaan masyarakat Jawa tentang kesaktian, kekuatan dewa-dewa, serta dunia mistis wayang.

Cerita-cerita wayang yang sudah ada sejak zaman prasejarah menjadi mitos yang melekat erat dalam budaya Jawa, dan kisah Gunung Merapi adalah salah satu peninggalan kisah-kisah tersebut. [UN]