Aina Gamzatova

Koran Sulindo – Menjelang pergantian tahun dari 2017 ke 2018 ada ratusan orang berpesta di Makhachkala, ibu kota Dagestan, Rusia. Mereka berpesta bukan untuk merayakan pergantian tahun. Tapi, mereka adalah pendukung Aina Gamzatova, seorang muslimah yang menjadi istri dari imam besar (mufti) di Dagestan, yang ingin mengekspresikan kegembiraan.

Pemicunya adalah status Aina di akun Facebook-nya yang dipos pada 30 Desember 2017. ia menyatakan dirinya akan maju mencalokan diri dalam Pemilihan Presiden Rusia, yang akan digelar pada Maret 2018. Itu artinya, dia akan menjadi penantang petahana, Presiden Vladimir Putin. Rusia pun geger dan media berbagai negara memberitakan soal ini.

Pada status Facebook-nya itu, Aina mengatakan, dirinya maju sebagai calon Presiden Rusia karena menginginkan Rusia bersatu untuk melawan kelompok yang hendak mendirikan negara terpisah di Kaukasus Utara. Kendati demikian, Aina tak menginginkan pencalonannya dianggap sebagai usaha seorang muslim untuk bersaing dengan Vladimir Putin.

“Negara kita, Rusia, adalah rumah kita. Jika kita membagi-bagi ke dalam muslim, Kristen, orang Kaukasus, orang Rusia, pemerintah kita tidak akan ada,” kata Aina.

Dokumen yang dipersyaratkan ke Komisi Pemilu Pusat Rusia untuk pencalonan dirinya telah dikirim. “Prosedur pengiriman dokumen telah selesai, semuanya baik-baik saja. Dia secara pribadi menyerahkan dokumen tersebut dan mereka diterima oleh staf kelompok kerja yang dipimpin Yevgeny Shevchenko dari Komisi Pemilihan Pusat,” ungkap juru bicara tim pemenangan Aina Gamzatova, Gurizada Kamalova.

Akan halnya Putin telah menyatakan akan mencalonkan diri lagi. Putin telah berkuasa sejak tahun 2000, sebagai presiden dan juga perdana menteri. Bila terpilih lagi nanti, ia akan menjabat sampai tahun 2024. Dan, berbagai survei sejauh ini mengungkapkan, ia akan menang mudah dalam pemilihan Maret nanti.

Sementara itu, Aina dikenal sebagai salah satu tokoh muslim yang memegang peran penting di Rusia. Ia merupakan sosok utama media terbesar di Rusia, islam.ru, yang platform-nya meliputi situs web, televisi, radio, media cetak, dan juga penerbitan buku. Ia juga menjalankan sebuah lembaga amal.

Perempuan yang lahir pada 1 Oktober 1971 itu juga dikenal sebagai muslimah yang dekat dengan komunitas tasawuf, yang memiliki ratusan ribu pengikut. Pemimpin komunitas itu adalah Said-Afandi Chirkavi, yang wafat akibat serangan bom bunuh diri di Kaukasus pada tahun 2012.

Suami pertama Aina, Said Muhammad Abubakarov, pada tahun 1998 juga wafat akibat mobilnya meledak. Aina lalu menikah lagi dengan Akhmad Abdulaev.

Toh, tak semua warga muslim Rusia mendukung Aina. Bahkan, ada yang menentang dirinya. Dalam pandangan para penentang itu, Aina seharusnya tidak keluar dari jangkauan suaminya.

Sementara itu, para pendukungnya mengungkapkan, Aina adalah sosok perempuan pemberani. Ada juga yang menilai, keputusan Aina itu merupakan hal yang positif bagi tempat kelahirannya, wilayah Dangestan. Karena, dengan begitu, orang akan lebih memperhatikan Dangestan, yang selama seakan diabaikan. Karena, Dangestan terbilang wilayah terbelakang, dengan populasinya yang padat dan multi-etnis serta kerap dipenuhi konflik horizontal.

“Walaupun dia kalah nanti, orang-orang akan menjadi tahu perempuan berkerudung itu bukan saja seorang ibu, tapi juga perempuan terpelajar, bijak, dan terhormat,” ungkap Gaidarbek Gaidarbekov, mantan juara tinju Olimpiade yang kini menjadi Wakil Menteri Olahraga Dagestan.

Blogger terkenal asal Dagestan Zakir Magomedov mengatakan, bila seluruh muslim di Rusia memilih Aina, itu tak langsung menjadikan dia sebagai presiden. Namun, Magomedov memprediksi, Aina kemungkinan besar akan mendapat suara mayoritas di Dagestan dan Kaukasus Utara. “Ia tentu akan mendapat suara mayoritas dan Putin tidak akan mendapatkan 146 persen suara seperti biasanya,” tutur Zakir sambil berkelakar. Diketahui, warga muslim Rusia berjumlah kurang-lebih ada 20 juta. Total populasi Rusia ada 140 juta jiwa.

Lain lagi pandangan Ekaterina Sokirianskaia, pengamat politik yang juga Direktur Conflict Analysis and Prevention Centre. Menurut penilaiannya, majunya Aina dalam Pemilihan Presiden Rusia 2018 akan penambah keberagaman dalam bursa yang didominasi pria. “Lebih banyak perbedaan kandidat, khususnya perempuan, akan lebih baik. Jika dia perempuan muslim, kenapa tidak?” ungkap Ekaterina.

Menurut media Aljazeera, kampanye Aina memiliki tujuan yang sudah jelas. Aina, ungkap media itu, menginginkan Kremlin lebih tegas kepada pihak yang ingin mendirikan negara terpisah di Kaukasus Utara.

Aina sendiri telah memberi perhatian besar atas berkembangnya kelompok bersenjata pada awal 1990-an di wilayah Chechnya. Ketika itu, ratusan muslim ikut bergabung dengan kelompok separatis tersebut. Lalu, pada tahun 2013, kelompok itu mulai berupaya menjalin aliansi dengan ISIS dan kelompok lain di Suriah dan Irak.

Dalam pandangan Aina, permasalahan tersebut merupakan masalah pelik. Sejauh ini, otoritas regional terus mencoba memulai dialog dengan kelompok separatis itu.