Korban Tewas Ledakan Sumur Minyak di Aceh Terus Bertambah

Ilustrasi/AFP-Ilyas Ismail

Koran Sulindo – Korban tewas akibat ledakan sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, terus bertambah. Sore ini jumlah korban menjadi 15 orang tewas dan 40 orang lainnya luka kritis.

Lokasi kejadian terletak sekitar 40 km dari jalan negara Banda Aceh-Medan (Sumut).  Para korban luka-luka dilarikan dan dirawat di RSUD Sultan Abdul Azis Syah Peureulak dan RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi.

Korban meninggal dunia teridentifikasi, yakni Nazarulah, Afrizal, Era, Siti Hafsah, Mak Wen, Nini, Rizka, Ery, Sudaryono, Putra Zubir, M. Rafi, Siti Rahay dan Edi Saputra. Keseluruhan warga Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Korban luka-luka serius di antaranya Efendi Hamid (50), Adnan Saputra (30), Irnawan (34), Agussalim (26), Ishak (48), Burhanuddin (38), Suheri (31), Safriadi (25), Haikal Fikri (15), Jumadi Amin (40), Junadi (31), dan Dedi Saputra (25), kesemuanya warga Kabupaten Aceh Timur.

Menurut saksi, kebakaran berawal ketika salah satu sumur minyak sedang dilakukan penyulingan minyak secara tradisional dengan kedalaman 100 meter, tiba-tiba terdengar ledakan keras dan mengeluarkan semburan minyak yang membumbung tinggi di atas 70 meter.

Ledakan itu terjadi pada Rabu (25/4/2018) sekitar pukul 01.30 WIB,

Minyak berhamburan dan mengalir ke selokan, bahkan percikan minyak yang menempel di dinding rumah dan halaman rumah.

Tak lama kemudian tiba-tiba muncul api dan spontan menyambar seluruh percikan minyak yang telah membasahi tanah dan rumah. Warga yang sedang mengumpulkan minyak terperangkap dalam kobaran api. Bahkan dua rumah penduduk di sekitar lokasi juga ikut terbakar.

Bupati Aceh Timur H Hasballah HM Thaib membenarkan kebakaran itu hingga menelan puluhan korban, bahkan sejumlah korban meninggal dunia dalam ledakan kebakaran itu.

“Kita sudah kerahkan seluruh armada pemadam kebakaran, tapi api belum bisa dipadamkan, karena semburan minyak masih keluar dan kita duga minyak tersebut bercampur gas,” kata Hasballah, seperti dikutip antaranews.com.

PT Pertamina dan aparat penegak hukum segera mengambil sikap untuk memadamkan api dan menutup penyulingan minyak seluruhnya di pedalaman Aceh Timur itu.

“Karena kebakaran yang sama sudah berulangkali terjadi,” kata Hasballah.

Sementara itu, seperti dikutip modusaceh.co, salah seorang warga setempat bernama Hery Jol (51), ledakan berawal ketika minyak yang sedang dikumpulkan tumpah, lalu warga setempat bersama-sama mengumpulkan minyak yang tumpah. “Minyaknya tumpah. Terus masyarakat Desa Pasir Putih datang mengambil minyak. Tiba-tiba ada percikan api,” kata Hery.

Menurut Hery, telaga minyak tersebut dekat dengan perumahan warga setempat.

“Gampong Pasir Putih ini penduduknya sekitar 1.000 KK. Jarak rumah warga dengan sumur minyak itu hanya 200 meter,” kata Hery.

Pertamina

Sementara itu PT Pertamina (Persero) menyatakan ledakan sumur minyak di Aceh itu adalah pengeboran ilegal (illegal driling).

“Kami turut prihatin atas kejadian ini dan menyesalkan masih terjadinya kegiatan illegal drilling,” kata Vice President Communication and Relation PT Pertamina (Persero), Adiatma Sarjito, di Jakarta, Rabu (25/4/2018), melalui rilis media.

Menurut Adiatma, Pertamina EP akan membantu penanganan kebakaran dan ledakan di lokasi illegal drilling tersebut.

“Illegal drilling dilakukan di lapangan yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD). Kegiatan illegal drilling yang tidak memenuhi standard operation procedure dalam kegiatan pengeboran minyak sangat berisiko tinggi,” kata Adiatma.

Kronologi

Ledakan terjadi di dapur pengeboran minyak mentah di jalan pendidikan dusun kamar dingin Desa Pasir Putih Ranto Panjang Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (25/4) sekitar pukul 00.00 WIB, dan mulai merambat ke rumah penduduk sekitar pukul 01.30 WIB.

Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sekitar pukul 00.00 WIB,  sumur mengalami kelebihan produksi hasil minyak mentah di kedalaman pengeboran sekitar 250 meter.

“Akibat kelebihan produksi (nembak minyak) tersebut banyak masyarakat yang melakukan pengumpulan minyak di sekitar sumur bor tersebut untuk dikumpulkan ke dalam drum,” kata Sutopo.

Kemudian, pukul 01.30 Wib tiba-tiba muncul percikan api disekitar lokasi sumur bor tersebut, yang seketika langsung menyambar di seputaran lokasi pengeboran dan penampungan minyak.

“Semburan api yang besar mengakibatkan puluhan orang yang berada disekitar lokasi mengalami kebakaran dan diperkirakan korban tidak sempat menyelamatkan diri pada saat kejadian,” katanya.

Selanjutnya, pukul 02.30 Wib 2 (dua) unit mobil pemadam kebakaran dari wilayah Peureulak tiba di lokasi kejadian membantu untuk memadamkan semburan api. Hingga pukul 07.20 Wib api belum bisa dipadamkan. [DAS]