Korban Banjir Bandang Bima Butuh Obat, Stok Beras Cukup!

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Bima, NTB [Foto: republika.co.id]

Koran Sulindo – Banjir bandang yang menerjang kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu merusak berbagai fasilitas. Salah satunya yang terdampak adalah gudang Bulog kota Bima. Akibatnya, 1.700 ton beras yang ada dalam gudang terendam air banjir.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan hasil tinjauannya dari 2.200 ton beras yang ada dalam gudang hanya 500 ton yang bisa diselamatkan. Kendati demikian, pasokan beras untuk Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu dipastikan masih cukup untuk delapan bulan.

“Cadangan beras pemerintah untuk kota Bima sudah terpakai. Namun, masih ada cadangan beras pemerintah Provinsi NTB sebanyak 200 ton,” kata Khofifah seperti dikutip antaranews.com pada Senin (26/12).

Sementara ini, pasokan beras untuk kota Bima akan dikirim dari gudang Bulog Kabupaten Bima dan Dompu. Bahkan, Kementerian Sosial siap untuk mengirimkan beras jika pasokan dari Provinsi NTB masih kurang.

Secara terpisah, para pengungsi yang terdiri atas anak-anak hingga orang dewasa – korban banjir bandang – mulai mengalami gatal-gatal dan cacar air. Erpan, misalnya, yang terpaksa mengungsi di Masjid An-Nur, Bima mengaku mengalami gatal-gatal dan cacar air sejak banjir bandang surut.

Tidak hanya Erpan. Anaknya dan juga pengungsi yang lain mengalaminya. Karena itu, mereka sangat membutuhkan bantuan obat-obatan dan petugas kesehatan. Erpan telah berada di Masjid An-Nur sejak banjir bandang menerjang rumah mereka di Monggonao. Rumah dan harta benda mereka habis dibawa air. Tidak ada yang tersisa, kata Erpan.

Seperti Erpan, Aminah, 50 tahun, mengaku membutuhkan obat-obatan saat ini. Pasalnya, kelurganya mulai mengalami gatal-gatal terutama anak-anaknya. Kendati banjir bandang mulai surut, Aminah belum berani kembali ke rumahnya terlebih kondisinya sudah hancur dan berantakan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyebutkan lokasi pengungsian Masjid An-Nur Monggonao menampung sekitar 700 orang. Sementara SD Negeri Monggonao menampung 30 orang, rumah H Anas 20 orang, dan Masjid Al-Huda menampung 500 orang. [KRG]