Fumata Bianca (Asap Putih), menjadi penanda terpilihnya Paus baru yang akan memimpin Gereja Katholik Roma. (sumber: cosenzachannel)
Fumata Bianca (Asap Putih), menjadi penanda terpilihnya Paus baru yang akan memimpin Gereja Katholik Roma. (sumber: cosenzachannel)

Koransulindo.com – Vatikan merupakan negara yang dipimpin oleh seorang Paus–dimana Paus juga merupakan pemimpin Gereja Katholik Roma yang melayani 1,3 miliar umat katholik diseluruh dunia. Gelar Paus sendiri berasal dari bahasa latin Papa yang berarti ’Bapa’ atau ’Ayah’ gelar tersebut merupakan cerminan dari perannya sebagai ’Bapa Rohani’ bagi umat katholik dan penghormatan serta kedekatan spiritual.

Pada Senin (21/04/2025) Paus Fransiskus yang menjadi Paus ke-266 Gereja Katholik Roma, meninggal dunia di usia 88 tahun. Wafatnya Paus Fransiskus menjadi duka yang mendalam bagi umat katholik diseluruh dunia.

Sede Vacante

Merupakan situasi yang terjadi setelah meninggalnya Paus atau pengunduran diri seorang Paus meskipun kasus ini sangat langka terjadi. Dalam kondisi Sede Vacante pihak gereja katholik perlu segera memilih seseorang yang akan dijadikan pemimpin baru untuk melanjutkan kepemimpinan Paus sebelumnya. Karena hal ini maka diadakanlah ritual yang disebut Konklaf.

Konklaf

Konklaf merupakan ritual tertutup yang diadakan gereja katholik Roma dimana para Katedral berkumpul untuk memilih Paus baru. Kata konklaf sendiri berasal dari  bahasa latin  Cum Clave yang berarti ’dengan kunci’ hal ini merujuk pada pengurungan para kardinal di tempat terkunci; biasanya mereka berada di Kapel Sistina hingga tercapainya kesepakatan dalam pemilihan Paus.

Konklaf sendiri biasanya di mulai antara 15 sampai 20 hari sepeninggal Paus. Batas waktu ini ditetapkan pada abad pertengahan, karena pada waktu itu perjalanan menuju Roma memerlukan waktu berminggu-minggu. Meskipun sekarang waktu perjalanan menuju Roma sudah tidak memerlukan waktu sampai berminggu-minggu namun penetapan ini tetap berlaku untuk memberikan kesempatan kepada para Kardinal bertukar pikir dalam mengenai keadaan Gereja, waktu jeda ini dinamakan Novemdiales.

Periode Novemdiales berahir dengan Misa Pro EligendoPapa dimana Kardinal seluruh dunia sudah berkumpul di Basilika Santo Petrus dan Konklaf akan dimulai keesokan harinya di Kapel Sistina.

Sebelum para Kardinal memulai Konklaf, mereka terlebih dulu akan mendengarkan dua khotbah, satu khotbah dilakukan sebelum mereka benar-benar memasuki Kapel dan khotbah kedua dilakukan setelah para Kardinal berada di Kapel Sistina. Khotbah ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai keadaan Gereja dan untuk menunjukan kepada para Kardinal kualifikasi Paus seperti apa yang diperlukan untuk memimpin nantinya.

Para Kardinal juga akan mengambil sumpah untuk menaati prosedur yang ditetapkan oleh konstitusi apostolik. Kardinal senior akan terlebih dahulu mengambil sumpah yang kemudian dilanjutkan para kardinal elektor bergantian mengulangi sumpah dengan menyentuh Injil. Berikut sumpah yang baca para Kardinal:

Et ego [nama pemberian] Cardinalis [nama keluarga] spondeo, voveo ac iuro. Sic me Deus adiuvet et haec Sancta Dei Evangelia, quae manu mea tango.

Dan saya, [nama pemberian] Kardinal [nama keluarga], berjanji dan bersumpah. Semoga Tuhan menolong saya dan Injil Suci yang saya sentuh dengan tangan saya.

Pengasingan Kardinal di Kapel Sistina dan Proses yang Rahasia

Setelah para Kardinal mengucap sumpah Pemimpin perayaan liturgi akan memerintahkan semua orang selain para Kardinal elektor dan peserta konklaf untuk meninggalkan Kapel. Pemimpin akan berdiri di depan pintu Kapel dan mengucapkan Extra omnes! (bahasa Latin untuk ‘Di luar, kalian semua!’) yang dilanjutkan dengan menutup pintu Kapel.

Para Kardinal akan benar-benar terisolasi dari dunia luar, semua alat komunikasi akan dimatikan agar tidak terjadi kebocoran informasi dari dalam. Akses Wifi pun akan diblokir sementara di Kota Vatikan dan alat pengacau sinyal nirkabel akan dipasang di Kapel Sistina untuk mencegah segala bentuk komunikasi elektronik, ke atau dari para Kardinal elektor.

Dalam keadaan tertentu hanya ada tiga Kardinal yang diizinkan untuk berkomunikasi dengan dunia luar dengan persetujuan terlebih dahulu dari dewan kardinal, mereka yakni; Penitensiaria Utama, vikaris kardinal untuk Keuskupan Roma, dan vikaris jenderal untuk Negara Kota Vatikan.

Fumata

Setelah pemilihan Paus baru selesai, surat suara yang telah digunakan oleh para Kardinal akan dibakar untuk menandakan kegagalan pemilihan, hal ini dimulai pada awal tahun 1800-an. Apabila tidak ada asap menandakan telah terpilihnya seorang Paus baru. Namun sejak tahun 1914, penanda bahwa ada Paus baru yang terpilih berubah, asap putih (fumata bianca) menandakan adanya Paus baru yang terpilih, sedangkan jika asap hitam ( fumata nera) yang keluar dari cerobong asap di Kapel Sistina maka hal ini menandakan pemungutan suara belum menghasilkan atau belum adanya Paus baru. [IQT]