Doss mengenakan jaket HBT dengan tas perlengkapan medis di lehernya di Okinawa (kiri), Doss berdiri di puncak tebing di Hacksaw Ridge pada 4 Mei 1945 (tengah), dan Doss berjabat tangan dengan Presiden Harry S. Truman setelah menerima Medali Kehormatan (kanan). (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)
Doss mengenakan jaket HBT dengan tas perlengkapan medis di lehernya di Okinawa (kiri), Doss berdiri di puncak tebing di Hacksaw Ridge pada 4 Mei 1945 (tengah), dan Doss berjabat tangan dengan Presiden Harry S. Truman setelah menerima Medali Kehormatan (kanan). (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Banyak hal historis terjadi selama Perang Dunia 2. Di Angkatan Bersenjata AS, seorang kopral bernama Desmond Thomas Doss melakukan apa yang tidak mampu dilakukan oleh rekan-rekannya dalam medan pertempuran, yaitu menyelamatkan nyawa orang lain dengan peralatan medis.

Melansir dari The National WWII Museum, lebih dari 70.000 laki-laki ditetapkan sebagai penentang perang, sebagian besar memiliki keyakinan agama yang kuat.

Beberapa orang menolak untuk masuk militer, tetapi 25.000 orang bergabung dengan angkatan bersenjata AS dalam peran nontempur, seperti tenaga medis dan pastor. Desmond Doss adalah salah satu dari orang-orang tersebut.

Masa Kecil

Desmond Doss lahir pada 7 Februari 1919 di Lynchburg, Virginia. Dia dibesarkan dengan keyakinan kuat pada Alkitab dan Sepuluh Perintah Allah. Dia pergi ke Gereja Advent Hari Ketujuh dan menolak bekerja pada hari Sabat.

Menurut Desmond Doss Website, ayahnya membeli sebuah lukisan besar berbingkai di sebuah pelelangan. Lukisan itu menggambarkan Sepuluh Perintah Allah dengan ilustrasi warna-warni. Di samping tulisan “Jangan membunuh” ada gambar Kain yang memegang tongkat dan berdiri di atas mayat saudaranya, Habel.

Doss kecil melihat gambar itu dan bertanya, “Mengapa Kain membunuh Habel? Bagaimana mungkin seorang saudara bisa melakukan hal seperti itu?” Dalam benaknya, Tuhan berkata, “Jika kamu mengasihi Aku, kamu tidak akan membunuh.”

Dengan gambaran itu yang tertanam kuat di benaknya, Doss bertekad untuk tidak pernah merenggut nyawa orang.

Menolak Menggunakan Senjata

Ketika Amerika Serikat memasuki Perang Dunia 2, Doss merasa terpanggil untuk mengabdi pada negaranya dan membantu sesamanya.

Ketika direkrut pada musim semi tahun 1942, Doss menggambarkan dirinya sebagai “conscientious cooperator”, yaitu orang yang menolak menggunakan senjata namun masih ingin melayani negaranya dalam perang.

Meskipun berstatus sebagai penentang wajib militer, Doss harus menjalani pelatihan dasar seperti biasa. Dia mendapat izin untuk tidak mengikuti pelatihan senjata dan dapat pergi ke gereja pada hari Sabat.

Karena keyakinan Doss yang kuat, orang-orang melecehkannya secara verbal. Mereka melemparinya dengan sepatu bot dan barang-barang lainnya saat dia sedang berdoa di malam hari. Unitnya mengucilkannya dan para prajurit serta komandannya mengintimidasinya.

Unit tersebut beberapa kali berusaha menyingkirkan anggota yang mereka anggap pengecut dan merugikan. Para komandan berusaha memberhentikan Doss karena penyakit mental, tetapi dia menolaknya, dengan alasan bahwa dia tidak dapat menyetujui pemberhentian tersebut karena agamanya.

Para komandan Doss akhirnya menyerah, menyadari bahwa pemberhentian tersebut tidak akan pernah disetujui oleh atasan.

Pertempuran Dimulai

Pada tahun 1944, Doss dikirim ke Pasifik sebagai anggota detasemen medis dari Resimen Infantri ke-307, Divisi Infantri ke-77. Kemudian Resimen ke-77 mendarat di Guam pada bulan Juli 1944.

Doss adalah seorang medis yang membawa Alkitab. Orang-orang mengancam akan membunuhnya di kamp pelatihan, namun mereka menyadari nilainya di medan pertempuran.

Atas keberaniannya dalam merawat orang-orang yang terluka selama pertempuran di Guam, Doss dianugerahi Bintang Perunggu.

Setelah Guam, Resimen ke-307 bertempur di Leyte. Sekali lagi, Doss menunjukkan dedikasinya kepada rekan-rekannya dalam pertempuran dan dianugerahi Bintang Perunggu kedua.

Hacksaw Ridge

Saat Doss dan unitnya tiba di Okinawa, semua keraguan terhadapnya telah berubah menjadi rasa hormat. Rekan-rekannya tahu bahwa dia ada di sana untuk mereka dan akan menghadapi tembakan musuh demi menyelamatkan mereka.

Resimen Infantri ke-307 bergerak ke garis depan di Okinawa pada tanggal 29 April 1945, di puncak Tebing Maeda yang dikenal sebagai Hacksaw Ridge. Tentara Jepang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun pertahanan bagi prajurit mereka dengan menciptakan labirin terowongan di bukit.

Kompi A hampir hancur karena berusaha merebut lereng curam. Sisa-sisa Kompi A, ditambah Kompi B, memanjat jaring kargo ke puncak pada tanggal 2 Mei 1945. Doss adalah bagian dari Kompi B.

Tebing curam tempat para prajurit bertempur memiliki tinggi sekitar 400 kaki (121,9 meter). Puncaknya yang setinggi 35 kaki (10,6 meter) menciptakan tonjolan, tempat jaring kargo dipasang agar para prajurit dapat memanjat.

Selama berhari-hari, para prajurit dari resimen ke-307 bertempur melawan pasukan Jepang yang bercokol kuat. Tembakan senapan mesin Jepang begitu hebat sehingga satu prajurit tewas terpenggal.

Tanpa senjata, Doss merawat yang terluka di bawah tembakan musuh. Dia telah menghilangkan tanda apa pun yang menunjukkan dia adalah seorang medis, karena pasukan Jepang tahu bahwa membunuh satu orang medis dapat mengakibatkan hilangnya lebih banyak prajurit.

Pada tanggal 5 Mei 1945, pertempuran semakin intensif hingga semua orang diperintahkan untuk mundur. Diperkirakan 75 orang masih terjebak di puncak tebing curam, terluka parah dan tidak dapat mundur.

Doss tidak mau meninggalkan mereka. Dia tetap berada di area yang dilanda kebakaran, menggendong orang-orang itu satu per satu ke tepi tebing curam dan menurunkan mereka dengan tandu yang ditopang tali. Ajaibnya, dia tidak terluka.

Pada tanggal 21 Mei, dalam serangan malam di dataran tinggi dekat Shuri, Doss tetap berada di wilayah terbuka sementara seluruh kompinya berlindung. Dia mengambil risiko untuk menolong yang terluka, hingga dia sendiri terkena pecahan granat di kaki.

Dia merawat lukanya sendiri dan menunggu lima jam hingga akhirnya pembawa tandu datang dan membawanya ke tempat berlindung.

Karena lukanya, Doss dievakuasi pada akhir Mei. Dia kembali ke rumah, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan diri dan melawan tuberkulosis, yang dideritanya di Leyte.

Menerima Medal of Honor

Pada tanggal 12 Oktober 1945, Presiden Harry S. Truman memberikan Medali Kehormatan kepada Doss dalam sebuah upacara di halaman Gedung Putih.

Truman menjabat tangan Doss dan berkata, “Saya bangga pada Anda. Anda benar-benar pantas menerima ini. Saya menganggap ini kehormatan yang lebih besar daripada menjadi presiden.”

Doss adalah orang pertama dan satu-satunya yang menolak wajib militer yang menerima Medali Kehormatan selama Perang Dunia 2.

Mengenai penghargaan tersebut, Doss berkata, “Saya merasa bahwa saya menerima Medali Kehormatan Kongres karena saya menaati Aturan Emas yang kita baca dalam Matius 7:12. ‘Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka’.”

Desmond Doss meninggal pada usia 87 tahun pada tanggal 23 Maret 2006, setelah dirawat di rumah sakit karena kesulitan bernapas. Dia dikubur di Pemakaman Nasional, Chattanooga, Tennessee. [BP]