Kepolisian Ungkap Penyebab Ledakan di Mako Brimob Jawa Timur

Ilustrasi. Ledakan di Markas Brimob Surabaya. (ANTARA).

LEDAKAN keras terjadi di Markas Satuan Brimob Polda Jawa Timur di Jalan Raya Gresik nomor 39 Surabaya, Senin (4/3) sekitar pukul 10.19 WIB. Akibat ledakan itu bangunan kantor dan satu mobil yang berisi perlengkapan mengalami kerusakan.

Sementara terdapat dua orang korban ledakan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Kedua korban itu diduga mengalami luka ringan akibat ledakan.

Dua korban itu dibawa oleh dua ambulans ke RS Bhayangkara Polda Jatim secara bersamaan sekitar pukul 13.00 WIB. Satu korban dibawa oleh ambulans Brimob, dan satu korban lagi dibawa ambulans BRI.

Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto menyatakan tidak ada korban jiwa atau meninggal dunia dalam kejadian ini.

“Alhamdulillah sementara tidak ada korban jiwa,” kata Imam kepada awak media.

Penyebab ledakan Mako Brimob Jatim

Kapolda Jatim menerangkan ledakan di Mako Brimob berasal dari mortir sisa perang yang belum dimusnahkan. Imam mengatakan mortir sisa perang itu ditempatkan di gedung biasa, lantaran Tim Gegana Polda Jatim belum memiliki gedung yang standar.

”Semacam mortir temuan sisa perang yang belum sempat didisposal, dan rencananya akan dimusnahkan dalam minggu-minggu ini. Untuk jenis bomnya masuk dalam kategori low explosive,” kata Imam.

Atas insiden ledakan tersebut, Polda Jawa Timur akan membentuk tim dalam penanganan insiden ledakan yang terjadi di Markas Detasemen Gegana Satua Brimob.

“Sudah disampaikan Pak Kapolda dan segera membentuk tim tentunya tim masih bekerja,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.

Tim itu merupakan gabungan dari anggota Forensik dan Brimob. Pencarian petunjuk bakal dilakukan tim tersebut untuk mengungkap penyebab pasti dari ledakan tersebut. Perihal perkembangan penanganan insiden ledakan tersebut nantinya akan disampaikan langsung oleh Polda Jawa Timur.

“Tentunya tim masih bekerja secara perkembangannya lebih lanjut akan disampaikan oleh Polda Jawa Timur,” kata Trunoyudo.

Trunoyudo juga menyebut penyampaikan informasi satu pintu itu dilakukan untuk mencegah munculnya kabar bohong terkait insiden tersebut. Ia berharap tidak ada informasi-informasi hoaks yang berkembang. [NUR]