Angka inflasi Indonesia semakin meningkat dari bulan ke bulan. Pada bulan Mei 2022 Badan Pusat Statistik menyebut angka inflasi menjadi 5,93 persen, angka ini sangat kontras dengan kondisi bulan Februari saat inflasi masih di angka 0,17 persen.
Kenaikan harga pangan dalam dan luar negeri dianggap menjadi faktor terbesar meningkatnya inflasi. Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan kenaikan harga pangan dipengaruhi konflik Rusia dan Ukraina sehingga pasokan terhambat.
Sebagaimana diketahui harga pangan dalam negeri saat ini masih mengalami lonjakan. Sejumlah komoditas mengalami kenaikan, mulai dari telur, cabai, dan tomat. Telur ayam ras yang sebelumnya dijual seharga Rp35 ribu per rak, naik menjadi Rp48 ribu per rak.
Sementara itu harga cabai rawit naik menjadi Rp35 ribu/kg dari sebelumnya Rp25 ribu/kg. Kemudian tomat yang dijual seharga Rp8 ribu/kg, naik menjadi Rp12/kg. Belum lagi mencuatnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat stok daging hewan ternak menurun di pasaran sehingga harganya melambung tinggi.
Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile foods menjadi yang tertinggi sepanjang Mei 2022 dibandingkan inflasi harga diatur pemerintah (administered prices) maupun inflasi inti.
Inflasi volatile foods sepanjang Mei tercatat mencapai 0,94 persen dan memberikan andil terhadap keseluruhan inflasi sebesar 0,16 persen. “Komoditas yang paling memberikan andil paling besar adalah telur ayam ras, bawang merah, dan daging sapi,” kata Margo.
Margo mengatakan, komoditas telur ayam ras pada bulan Mei menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen di tingkat konsumen maupun di level perdagangan besar atau produsen.
Kenaikan telur ayam ras berkaitan erat dengan naiknya harga pakan yang menggunakan bahan baku impor, seperti gandum yang tengah mengalami kenaikan harga dunia.
“Dari pengamatan kita, ini disebabkan kenaikan harga pakan ayam dan tingginya permintaan karena adanya kenaikan harga telur ayam ras di berbagai kota,” kata Margo.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pun mencatat hingga Kamis (2/6), telur ayam ras segar terus mengalami kenaikan mencapai Rp 28.900 per kg rata-rata nasional. Harga itu mengalami kenaikan 0,87 persen dari hari sebelumnya.
Kelompok kedua yang turut mengalami inflasi cukup besar adalah transportasi, yakni sebesar 0,65 persen dengan andil 0,08 persen. Tingginya inflasi kelompok ini karena tarif angkutan udara yang memberikan andil inflasi 0,07 persen. “Kenaikan tarif dikarenakan tingginya permintaan menjelang hari raya dan arus balik mudik,” katanya. [PAR]