Ilustrasi/kabar-cirebon.com

Koran Sulindo – Kementerian Pertanian meyakini harga daging ayam ras akan segera normal kembali, karena produksinya mencukupi kebutuhan. Menurut Kementan, kenaikan harga daging ayam bukan karena pasokan yang menurun, melainkan adanya peningkatan permintaan yang cukup tajam dan berlangsung lama.

Beberapa hari ini harga ayam melonjak tajam hingga Rp 40 ribu per kilogram, naik lebih 50 persen dari harga sewaktu lebaran lalu.

“Hasil pemantauan petugas Kementan di beberapa pasar, walaupun sempat terjadinya kenaikan harga daging ayam. Namun, karena pasokannya cukup, terbukti harga daging ayam berangsur-angsur turun ke kondisi normal,” kata Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHP) Kementan, Fini Murfiani, di Jakarta, Rabu (25/7/2018), melalui rilis media.

Saat ini rata-rata konsumsi daging ayam ras mencapai 11,5 kg per tahun.

Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 265 juta jiwa, kebutuhan daging ayam ras setahun adalah 3,05 juta ton/tahun. Total kebutuhan itu sudah memperhitungkan kenaikan permintaan pada hari raya dan tahun baru.

Sementara jumlah produksi daging ayam ras selama 2018 diperkirakan mencapai 3,56 juta ton, sehingga terdapat surplus pasokan sekitar 500 ribu ton.

Tanpa memperhitungkan sisa stok tahun lalu, selama Januari-Juni 2018, realisasi produksi daging ayam ras telah mencapai 1,8 juta ton, sementara kebutuhan yang tercatat sebanyak 1,54 juta ton.

“Dalam enam bulan ini juga mengalami surplus daging ayam ras sekitar 260 ribu ton,” katanya.

Fini mencontohkan harga daging ayam di Jawa Tengah pada Senin (23/7) terpantau Rp35.000/kg atau turun tipis 2,23 persen dari hari sebelumnya Rp35.800/kg.

Harga ayam ras hidup di tingkat produsen juga sudah normal yaitu Rp23.000/kg. Di Jawa Timur, harga daging ayam ras terpantau juga turun tipis 0,11 persen dari Rp35.940/kg menjadi Rp35.900/kg. Daging ayam di Lampung sudah sebesar Rp34.000/kg dan bahkan di Sumatera Barat hanya Rp29.600/kg.

Namun harga daging ayam di DKI Jakarta masih tinggi, antara Rp36.000 sampai Rp37.000 per kg.

Kementan meyakini dalam beberapa hari harga daging ayam akan semakin stabil.

Menurut Kementan, produksi daging ayam juga tidak akan terganggu karena masalah ketersediaan pakan, mengingat produksi jagung dalam negeri pada 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

“Produksi jagung tahun ini bisa mencapai 29,5 juta ton atau meningkat dari tahun 2017 sebanyak 28,9 juta ton. Sehingga tidak ada kekhawatiran akan kurangnya pasokan jagung dalam negeri sebagai bahan baku utama dalam pembuatan pakan, bahkan berlebih,” kata Fini.

Operasi Pasar

Sementara itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelontorkan 500 kilogram ayam potong dalam operasi pasar yang digelar di tiga pasar tradisional, Yogyakarta, yaitu Beringharjo, Kranggan, dan Demangan.

“Tujuannya adalah untuk membantu menurunkan harga ayam potong. Kegiatan ini pun akan kami evaluasi, apakah memberikan efek pada penurunan harga ayam potong atau tidak,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tri Saktiyana di Yogyakarta, Rabu (25/7/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Operasi pasar ayam potong tersebut rencananya akan dilanjutkan selama satu pekan untuk memastikan agar harga daging ayam potong di Yogyakarta turun.

Pada operasi pasar tersebut, harga jual ayam potong ditetapkan sama sesuai aturan dari Kementerian Perdagangan yaitu Rp32.000 per kilogram atau lebih murah dari harga ayam potong yang saat ini bisa mencapai Rp50.000 per kg.

Ayam yang dijual selama operasi pasar sudah dikemas dan pembeli hanya dapat membeli maksimal dua kilogram saja. [DAS]