Keluarga Izinkan Pemerintah Pelihara Rumah Soekarno-Fatmawati

Ilustrasi: Menko PMK Puan Maharani/CHA

Koran Sulindo – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan pihak keluarga mengizinkan pemerintah memelihara dan merawat rumah pengasingan Soekarno dan rumah tinggal Fatmawati di Kota Bengkulu.

Puan mengatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi telah meminta izin kepada dirinya selaku keturunan langsung Soekarno-Fatmawati untuk memelihara kedua rumah itu.

“Saya katakan ya boleh,” kata Puan, saat membuka Lawatan Sejarah Nasional 2017 di rumah pengasingan Soekarno, Kota Bengkulu, Senin (15/5), seperti dikutip antaranews.com.

Keluarga Fatmawati yang tinggal di Bengkulu juga menyambut baik upaya untuk merawat kedua tempat bersejarah itu. Keluarga Soekarno dan Fatmawati berharap kedua rumah itu dipelihara lebih baik lagi dan kalau bisa diperbaiki.

Perawatan rumah pengasingan Soekarno dan rumah Fatmawati bukan hanya untuk kepentingan keluarga, tapi untuk bangsa Indonesia.

Pihak keluarga tidak menerima uang untuk perawatan kedua rumah itu.

Soekarno diasingkan oleh Belanda di Bengkulu pada 1938-1942. Di rumah yang kini berada di Jalan Soekarno Hatta itu, Presiden pertama RI itu tinggal saat diasingkan Belanda.

Sedangkan rumah Fatmawati yang kini berada di Jln. Fatmawati pernah menjadi rumah tinggal Fatmawati yang berperan besar menjahit bendera pusaka Merah Putih.

Kedua rumah itu menjadi dua di antara sejumlah lokasi bersejarah di Provinsi Bengkulu yang menjadi ajang acara Lawatan Sejarah Nasional yang diikuti sekitar 200 siswa setingkat SMA dari seluruh Indonesia.

Lawatan Sejarah Nasional yang berlangsung tiga hari itu mengunjungi tempat bersejarah lainnya, antara lain tambang emas tradisional di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Dari tempat tambang emas sejak zaman penjajaran Belanda ini, emas di pucuk Monumen Nasional, Jakarta diambil.

Selain itu, juga kebun teh yang ada sejak zaman penjajahan Belanda di Kabupaten Kepahiang.

Peserta juga mengunjungi sejumlah tempat bersejarah lain, yakni makam Pahlawan Nasional Sentot Alibasyah, Benteng Marlborough peninggalan kolonial Inggris, Museum Provinsi Bengkulu, Masjid Jami Bengkulu yang didesain Soekarno dan Istana Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang kini menjadi Rumah Dinas Gubernur Bengkulu.

Lawatan Sejarah Nasional setiap tahun digelar Kementerian Pendidikan Nasional dengan lokasi yang berbeda setiap tahun. Pada 2016, lawatan mengambil rute perang gerilya Panglima Besar Soedirman di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pada kesempatan itu, Puan juga menyerahkan 126 Kartu Indonesia Pintar (KIP), 100 Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan 100 Program Keluarga Harapan yang masing-masing diterima perwakilan warga Kota Bengkulu.

Anak SD yang menerima KIP akan mendapatkan bantuan Rp450 ribu setahun, anak SMP Rp750 ribu setahun dan anak SMA sejuta rupiah setahun. Uang diberikan di awal tahun ajaran baru.

Penerima KIS bisa dipakai berobat secara gratis, sedangkan setiap penerima Program Keluarga Harapan menerima RP1,89 juta per tahun. [DAS]