Koran Sulindo – Pembobolan kantor Kedutaan Besar Korea Utara di Spanyol disebut sebagai sebuah “serangan teroris serius”. Ini merupakan pernyataan yang kali pertama keluar dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara selepas peristiwa tersebut bulan lalu.
Karena itu, perwakilan pemerintah Korea Utara mendesak dan menyerukan agar dilakukan penyelidikan yang serius atas peristiwa tersebut. Korea Utara juga mencermati isu atau desas-desus yang menyebutkan keterlibatan FBI dan kelompok anti-Korea Utara dalam serangan itu.
Mengutip kantor berita milik Korea Utara, KCNA, Channel News Asia pada Minggu (31/3) melaporkan tindakan tersebut secara jelas melanggar hukum intenasional dan tindakan semacam ini tidak boleh ditoleransi. Penyelidikan atas serangan itu sedang dilakukan kepolisian Spanyol.
Pengadilan Spanyol pada Rabu pekan lalu menunjuk warga negara Meksiko, Adrian Hong Chang sebagai pemimpin kelompok sempat menghubungi FBI di New York setelah 5 hari kejadian penyerangan Kedutaan Korea Utara. Chang disebut melaporkan kejadian tersebut.
Beberapa jam setelah persidangan, kelompok anti-Korea Utara mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, sumber lain menyebutkan, surat perintah telah dikeluarkan atas dugaan keterlibatan orang lain setelah pengadilan menemukan keterlibatan mereka membobol Kedutaan Spanyol dan mencoba membujuk seorang pejabat untuk membelot yang kemudian mencuri peralatan komputer.
Dokumen resmi pengadilan yang diterbitkan pada Selasa pekan lalu, Hong Chang diyakini telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat sehari setelah serangan ke Kedutaan Besar Korea Utara di Spanyol. Dan ia diketahui menghubungi FBI untuk memberitahukan informasi tersebut.
Kendati demikian, tidak dijelaskan bagaimana pengadilan bisa mengetahui Hong menghubungi FBI. Sementara pernyataan resmi pemerintah AS mengatakan, pihaknya menerima nama-nama yang dikirim penyidik yang diduga sebagai pelaku serangan ke kantor Kedutaan Besar Korea Utara di Spanyol.
Atas informasi itu, FBI pun sedang mengadakan penyelidikannya atas permintaan Spanyol. Kementerian Luar Negeri AS memastikan, pihaknya tidak terlibat dalam serangan tersebut. [KRG]