Lomba panjat pinang selalu heboh mewarnai perayaan Hari Kemerdekaan RI. Selain kemeriahan, lomba ini memupuk kebersanaan dan persatuan dalam mewujudkan tujuan bersama.

Koran Sulindo – Hingga beberapa bulan setelah Agustus, banyak areal lapang di Tanah Air Indonesia menyisakan seonggok batang pohon pinang tanpa kulit yang tertancap ke bumi. Di bagian puncak pohon itu terdapat lingkaran yang terbuat dari bambu. Lingkaran ini sebelumnya dijadikan tempat mengikatkan barang-barang berharga yang disediakan sebagai hadiah bagi siapa pun yang berhasil memanjat pohon pinang tersebut. Itulah sisa kemeriahan lomba panjat pinang.

Pada tahun-tahun sebelum Pandemi Covid-19, lomba panjat pinang menyisakan kenangan yang mengharukan sebagai bagian dari semarak acara perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Betapa tidak. Puluhan, bahkan ribuan orang, membentuk tim-tim yang saling membantu dalam jibaku memanjat pohon pinang. Barangkali memang mudah jika batang pohon pinangnya dibiarkan begitu saja. Pasalnya, batang pohon itu yang sudah dilumuri bahan-bahan pelicin seperti sabun, oli, dan minyak goreng. Sorak-sorai dan teriakan penonton memeriahkan suasana.

Lomba panjat pinang sudah lama menjadi ciri khas hari perayaan kemerdekaan di Tanah AirIndonesia. Lomba ini selalu menonjol sebagai hajatan paling heboh. Bayangkan, di Ancol saja, pada peringatan HUT ke-77 RI, 17 Agustus 2018 lalu saja, sebanyak 172 pohon pinang didirikan dengan tegak dan berjejer rapi. Namun, di lain tempat, misalnya di Kali Malang, Jakarta Timur, pohon pinang dipasang miring seolah jembatan condong di atas sungai.

Baca juga: Kopiah, dari Busana Keagamaan Menjadi Busana Nasional

Ratusan hadiah digantungkan di sekeliling dan di ujung bagian atas setiap pohon, . Tidak tanggung-tanggung. Barang-barang yang digantung itu sebagai hadiah itu bernilai berupa barang dan bingkisan dengan total hadiah senilai Rp 1,5 juta per pohon. Di Bali, bahkan pada perayaan HUT RI tahun lalu, disediakan pada lomba panjat pinang tahun lalu bahkan disediakan hadiah sepeda motor sebagai hadiah utama, di luar hadiah-hadiah kecil lainnya. Tak aneh bila masyarakat beramai-ramai membentuk tim untuk meraih hadiah-hadiah tersebut.

Siapa pun boleh membentuk tim untuk ikut berlomba. Satu batang pohon pinang biasanya dapat diikuti oleh dua tim, dengan jumlah empat orang dalam satu tim.

Memanjat pohon pinang sendirian di acara tujuh-belasan sudah pasti tidak dimungkinkan. Pasalnya, pohon pinang sudah dilumuri dengan cairan licin seperti minyak goreng dan oli hitam. Itu sebabnya, harus dibentuk tim terdiri dari empat hingga enam orang, sehingga masing-masing dapat saling membantu dan menyangga. Persatuan, kerjasama, usaha gotong-royong, dan komunikasi yang baik di antara anggota tim, sangat menentukan dalam keberhasilan meraih hadiah tersebut.