Kasus DBD di Yogya Meningkat Drastis

Ilustrasi

Koran Sulindo –  Kejadian kasus demam berdarah (DBD) di Yogyakarta pada 2016 mengalami peningkatan fantastis  hingga mencapai 6 ribu kasus. Padahal tahun sebelumnya hanya 4 ribu kasus. Namun angka kematiannya turun.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Drs. Elvi Effendy, Apt., M.Kes., Senin (20/3).

Karenanya Elvi mendukung program pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di 12 kelurahan di kota Yogyakarta, di antaranya kelurahan Cokrodiningratan, Terban, Baciro, Pringgokusuman, dan Patehan. “Kami terus mendukung program pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ini. Sejak didengungkan 2011 silam sampai saat ini kemajuannya sangat pesat dan harapannya dapat membantu mengurangi ancaman DBD di Yogyakarta,” katanya.

Sebagaimana diketahui pengendalian DBD dengan memakai nyamuk Aedes Aegypti ber wolbachia – bakteri alami yang terdapat di 60 persen jenis serangga yang ada di bumi, termasuk kupu-kupu, lebah, dan lalat buah – yang berlangsung di Yogya ini dimotori oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) lewat Eliminate Dengue Project Yogya (EDP-Yogya). Nyamuk ber wolbachia ini mampu menghambat penularan virus dengue di dalam tubuh nyamuk sehingga tidak mampu menularkan virus dengue kepada manusia.

Menurut Peneliti  utama EDP Yogya, Prof. Adi Untarini, merupakan hal yang tepat bila kota Yogya dipilih sebagai wilayah pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena daerah ini memiliki kasus DBD yang terbilang tinggi sebagaimana diutarakan Kepala Bidang Pencegahan dan penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Drs. Elvi Effendy, Apt., M.Kes. Terlebih sepanjang Januari 2017 ada 95 kasus demam berdarah yang terjadi dan jumlah tersebut ternyata mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yakni 89 kasus.

“Kami rasa sudah waktunya dilakukan penyebaran yang lebih luas tentunya dengan harapan bisa menekan kasus demam berdarah yang ternyata mengalami peningkatan,” lanjut Adi Untarini.

Adi Untarini menyampaikan, sebetulnya pada tahun 2014 silam EDP juga telah melakukan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Kabupaten Sleman dan Bantul. “Sejak dilepas hingga saat ini prosentase nyamuk ber-Wolbachia di kedua kabupaten tersebut cukup tinggi mencapai 80-100 persen dan tidak terjadi penularan DBD setempat,” ujarnya. [YUK]