Koran Sulindo – Rangkaian Safari Kebangsaan Jilid II yang dipimpin Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kriatiyanto berkunjung ke kediaman musisi kondang Nomo Koeswoyo. Pendiri Koes Bersaudara itu menyambut kedatangan Hasto Kristiyanto berserta jajarannya.
Tak lama kemudian, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyusul.
“Horas, Horas. Mejuah-juah,” kata Nomo saat menyapa Djarot. Salam khas di Tanah Batak dan Karo itu. Djarot pun menjawab Djarot; Horas, Horas, Mejuah-juah. Kita Indonesia,” ucap Djarot.
“Mas Nomo ini sering ke Sumatera Utara. Beliau juga aktif di acara Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) sebagai sesepuh,” terang Djarot.
Nomo yang didampingi putri sulungnya Chicha Koeswoyo dan keponakannya Sari Yok Koeswoyo mengajak Hasto dan Djarot serta anggota DPR RI Nusyirwan Soejono untuk menikmati sarapan yang tersedia. Seperti, bubur ayam, getuk, jamu temulawak dan makanan khas Magelang lainnya.
Halaman rumah Nomo tampak begitu asri. Di belakang rumah putra sulung Raden Koeswoyo terlihat lembah, sungai dan membentang persawahan hijau menyegarkan mata.
Hasto dan Nomo berdialog tentang kebangsaan. Nomo menceritakan kegelisahannya dengan kondisi akhir-akhir ini, terutama tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan menguatnya radikalisme. “Kok jadi begini,” katanya.
Patung kepala banteng menghiasi tembok yang membatasi studio dengan ruang tamu seolah-olah menjadi saksi, kala musikus dan politikus bersua untuk berdialog tentang kebangsaan.
Hasto pun menimpali bahwa PDI Perjuangan saat ini menggencarkan semangat nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
“Itulah yang kami terus gelorakan pesan-pesan Bung Karno,” ujar Hasto.
Karena itu Hasto meminta Nomo tetap mendendangkan lagu-lagi Koes Bersaudara yang penuh pesan nasionalisme. Namun, Nomo malah memotong perkataan Hasto.
“Njenengan wae sing nyanyi (Anda saja yang bernyanyi, red),” ujar Nomo.
Rangkaian Safari Kebangsaan Jilid II yang digelar partai berlambang moncong putih itu bagian dari Rapat Konsolidasi memenangkan Pileg dan Pilpres 2019. [CHA]