Koran Sulindo – Peneliti dari Pusat Penelitan Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Rusli Cahyadi memperkirakan, jumlah warga yang balik ke Jakarta usai Lebaran di kampung halaman sedikit.
Itu semua karena kesempatan kerja belum sepenuhnya terbuka di Ibu Kota. “Saya kira para pelaku sektor informal masih akan menunggu dan melihat dalam jangka waktu sebulan dua bulan ke depan,” kata Rusli di Jakarta, Selasa (26/5).
Rusli mengatakan, sektor informal yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian orang-orang yang telah mudik belum sepenuhnya bangkit. Oleh karena itu, kemungkinan besar mereka masih akan melihat perkembangan peluang kerja dan berusaha di Jakarta.
Belajar dari pengalaman mudik tahun lalu, kata Rusli menambahkan, peningkatan pengawasan dan pengetatan penerimaan pendatang berdampak pada penurunan jumlah orang atau kendaraan yang masuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kendati demikian, menurut Rusli, setiap upaya pengetatan atau penegakan aturan juga selalu melahirkan kesempatan-kesempatan baru seperti jual beli surat-surat kelengkapan untuk bisa melakukan perjalanan mudik keluar Jakarta.
Disiplin Kunci Kurva Corona Turun
Sementara, Ketua Bidang Mobilitas dan Sebaran Penduduk Ikatan Praktisi Ahli Demografi Indonesia Chotib Hasan mengatakan, disiplin diri dan sabar merupakan kunci untuk membuat kurva virus corona atau Covid-19 menurun dan siap masuk ke kehidupan normal baru.
“Tetap disiplin diri menjalankan protokol yang selama ini sudah berjalan,” kata Chotib yang juga peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dihubungi.
Chotib menyebutkan pandemi corona belum berakhir, dan upaya yang harus sangat diperhatikan dan dijalankan dengan disiplin adalah protokol pencegahan penularan corona baru.
“Kita belum memenangi peperangan,” kata Chotib.
Chotib melanjutkan, protokol tersebut antara lain tetap di rumah, memakai masker jika keluar rumah, mencuci tangan dan tidak berkumpul lebih dari lima orang.
“Kalau ini tetap dijalankan dengan penuh kesabaran, Insya Allah kurva yang melandai dalam waktu dekat akan menurun,” ujar Chotib.
Chotib menuturkan masyarakat harus bersiap menjalani kehidupan normal baru berdampingan dengan virus penyebab corona ke depannya.
“Siap tidak siap harus dipaksakan. Kan setiap kali ada sesuatu yang baru awalnya dipaksa, lalu terpaksa, lalu mencoba, lalu bisa, dan akhirnya biasa,” ujar Chotib.
Untuk itu, protokol corona harus selalu dijalankan dengan konsisten. Setelah menjadi kebiasaan, maka akan terinternalisasi menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Chotib menuturkan petugas harus sabar dan tegas menghadapi warga untuk memastikan warga menjalankan protokol corona.
“Masalah ekses di lapangan memang pasti akan terjadi. Lagi lagi petugas harus sabar namun tegas. Jangan pilih kasih dalam penerapan hukuman,” kata Chotib. [WIS]