Jokowi Minta Rakyat Indonesia Tidak Mudah Diprovokasi

Presiden Joko Widodo

Koran Sulindo – Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di Dunia. Dimana dari 300 juta penduduk terdapat sekitar 220 juta beragama Islam.

Hal itu disampaikan Presiden RI, Joko Widodo saat menyampaikan sambutan pada acara Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) XII MUI di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8).

Menurut Jokowi di setiap konverensi negara Islam dunia, Indonesia senantiasi mendengungkan Islam Wasathiyah atau Islam jalan tengah, Islam yang moderat yang kemudian dikagumi. “Bahkan Indonesia dijadikan rujukan oleh negara-negara Islam lainnya,” kata Presiden Jokowi.

Ia menambahkan aset terbesar Indonesia, adalah persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, Presiden mengajak seluruh anak bangsa untuk menjaga ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai karena pemilihan presiden, gubernur, ataupun wali kota dan bupati masyarakat Indonesia terpecah.

“Silakan pilih yang terbaik menurut kita. Namun setelah itu mari kumpul kembali dan rukun bersama-sama. Jangan mudah termakan provokasi. Jangan sampai perbedaan pilhan politik membuat kita saling mencela,” kata Presiden.

Jokowi menyesalkan adanya fitnah dan tuduhan kepada dirinya bahkan sejak ia masih menjabat sebagai Walikota Solo kemudian Gubernur DKI Jakarta, bahkan hingga saat dirinya menjadi Presiden RI saat ini.

“Ada foto saya mengikuti pidato PKI oleh D.N Aidit pada tahun 1955. PKI sendiri dibubarkan tahun 1965 apakah ada PKI balita karena saya lahir tahun 1961,” kata Jokowi.

Kemudian lanjut dia, ada pemberitaan sebanyak 10 juta TKA dari China menyerbu Indonesia, padahal yang benarnya adalah hanya sekitar 23 ribu. “Padahal TKI kita di China malah lebih dari 80 ribu.”

“Selanjutnya saya dituduh tidak pro Islam padahal setiap saat saya dengan K.H Ma’aruf Amin dan dengan Imam Masjid Istiqlal juga. Bahkan yang menandatangani Perpres Hari Santri Nasional adalah saya sendiri,” kata Jokowi.

Hari Santri Nasional ditetapkan Jokowi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Meskipun begitu, pemerintah tidak menetapkan hari santri ini sebagai hari libur nasional.

Tak hanya menetapkan Hari Santri, Jokowi menyebut hampir tiap pekan ia berkunjung ke pondok-pondok pesantren seluruh Indonesia untuk mendengarkan dan menjawab para santri.

Dalam kunjungan-kunjungan tersebut Jokowi menyebut bahwa dirinya selalu mengajak kalangan ulama seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin sampai Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. “Seperti itu dibilang tidak pro Islam,” kata Jokowi.

Selain itu, dalam setiap kebijakan Jokowi juga menyebut pemerintah membuka keberadaan bank wakaf mikro, agar pesantren memiliki modal usaha.

Termasuk kemitraan yang didorong Nahdlatul Ulama (NU) dengan perusahaan seperti Garuda Food untuk memperbaiki ekonomi umat. “Tanpa pendekatan ekonomi, jarak antara yang kaya dengan yang miskin akan semakin lebar,” kata dia. [SAE/TGU]