Presiden RI Jokowi bicarakan Hilirisasi dan Industrialisasi
Presiden RI Jokowi bicarakan Hilirisasi dan Industrialisasi (sumber: poloticanews.id)

LAJU INFLASI diperkirakan akan semakin tinggi seiring dengan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, Pertalite dan Pertamax. Bahkan angka inflasi dikhawatirkan mencapai dua digit atau di atas 10 persen.

Untuk meredam laju inflasi, Jokowi meminta agar para kepala daerah menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebagai bantalan.

“Oleh sebab itu saya minta gubernur, bupati, dan wali kota agar daerah bersama pemerintah pusat bekerja bersama-sama seperti saat kita bekerja secara serentak dalam mengatasi COVID-19. Saya yakin insyaallah bisa kita lakukan sehingga inflasi di tahun ini kita harapkan bisa dikendalikan di bawah 5 persen,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (12/9).

Presiden menyebut Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri sudah mengeluarkan surat edaran untuk mengalokasikan APBD agar dapat menahan laju inflasi.

“Di situ disampaikan bahwa 2 persen dari Dana Transfer Umum artinya Dana Alokasi Umum (DAU) kemudian Dana Bagi Hasil (DBH), ini 2 persen bisa digunakan untuk subsidi untuk menyelesaikan akibat penyesuaian harga BBM,” tambah Presiden.

Kementerian Keuangan baru saja menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun 2022.

Aturan ini mewajibkan pemerintah daerah (pemda) untuk menyalurkan 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) untuk bantuan sosial. Adapun bantuan sosial tersebut diarahkan kepada ojek, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan nelayan untuk penciptaan lapangan kerja serta pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum di daerah.

“Dua persen, bentuknya bisa bansos, terutama pada rakyat yang sangat membutuhkan, nelayan misalnya harian menggunakan solar, ini bisa dibantu dengan mensubsidi mereka, ojek misalnya ini juga menggunakan BBM bisa dibantu dari subsidi ini. UMKM bisa juga dibantu dalam pembelian bahan baku yang naik karena kemarin ada penyesuaian harga BBM, transportasi umum bisa dibantu kenaikan tarifnya berapa itu yang dibantu, bukan total dibantu, tetapi kenaikan tarif yang terjadi bisa dibantu lewat subsidi,” kata Presiden.

Menurut Jokowi penggunaan APBD ini bisa digunakan untuk menutup kenaikan biaya transportasi dan biaya pengiriman barang, sehingga kenaikan biaya ditanggung Pemda.

“Kalau itu semua daerah melakukan. kita bisa menahan inflasi agar tidak naik,” ungkap Presiden.

Selain itu Pemda juga bisa membeli langsung dari produsen dan mendistribusikan ke pasar dengan transportasi ditanggung Pemda.

“Pemda bisa membeli kepada produsen langsung peternak ayam petelur, misalnya pusatnya di Blitar atau di Purwodadi atau di Bogor, bisa membeli langsung dari peternak kemudian dikirim ke pasar sehingga harga yang terjual di pasar adalah harga dari peternak karena biaya transportasinya ditanggung pemda, pemprov, pemkot, dan pemkab. Belanja tidak terduga itu dialihkan ke bansos kepada yang terdampak karena adanya penyesuaian harga BBM,” kata Presiden. [PAR]