Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo yang sedianya berada di Solo menghadiri undangan acara jalan sehat bersama warga kampungnya.
Atas permintaan Jokowi sendiri dibatalkan dan diganti dengan acara doa bersama untuk korban gempa dan tsunami Donggala, Palu, di Sulawesi Tengah
Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberi sambutan di acara yang digelar di Stadion R.Maladi, Sriwedari, Solo, Minggu (30/9).
“Kenapa dibatalkan? Karena saudara kita di Palu, Donggala, Sigi, baru berdukacita karena gempa dan tsunami,” kata Jokowi di hadapan belasan ribu warga.
Karena itulah, Jokowi meminta sekali lagi agar acara jalan sehat dibatalkan dan diganti dengan doa.
“Marilah kita berdoa, agar saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya, diberi kesabaran, diberi ketabahan dalam menjalani cobaan ini,” kata Jokowi, yang disambut teriakan ‘amin’ oleh warga.
“Setelah ini saya akan terbang ke Palu untuk melihat langsung kondisi yang ada di sana,” kata Jokowi.
Haru tak bisa ditahan. Seorang warga terdengar berteriak kencang, ‘Hidup Jokowi’. Teriakan itupun menular. ‘Hidup Jokowi’ makin bergema keras karena disorakkan belasan ribu warga itu.
Setelah menyalami para tokoh agama yang hadir dan warga yang meminta swafoto, Jokowi langsung meninggalkan stadion. Seluruh proses acara tidak lebih dari 15 menit.
Skala Prioritas
Sekretaris Tim Kampanye Paslon 01, Hasto Kristiyanto menanggapi positif atas pembatalan Jalan Sehat di Solo.
Menurutnya, ketika rakyat Donggala dan Palu sedang susah akibat Gempa Bumi dan Tsunami, maka skala prioritas, Jokowi memang memimpin langsung penanganan bencana tersebut.
“Keputusan pembatalan jalan sehat oleh Pak Jokowi tersebut dimaknai oleh tim kampanye untuk bergerak satu komando guna membantu masyarakat Sulawesi Tengah. Saat ini penanganan korban jauh lebih penting dari sekedar kampanye,” kata Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan bahwa sambutan singkat Jokowi yang mengajak masyarakat untuk berdoa dan membantu korban di Donggala dan Palu menjadi momentum untuk bersatu dan bergotong royong bela rasa bagi para korban.
Doa bersama dengan niat mulia tersebut berjalan tertib dan masyarakat yang membawa anak dengan terpaksa tidak bisa diijinkan karena kepatuhan pada ketentuan KPU-Bawaslu.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu menambahkan, siapapun yang datang adalah mereka yang tergerakkan untuk doa bersama.
Pembatalan jalan sehat juga menunjukkan bahwa paslon 01 berkomitmen mengikuti seluruh aturan main yang tidak menggunakan jalur Car Free Day dengan kegiatan yang bersifat kampanye.
“Kita mengikuti dan tunduk pada imbaun yang disampaikan Bawaslu Kota Surakarta. Tidak ada atribut parpol, tidak libatkan anak di bawah umur, tidak ada orasi politik dan tidak ada arak-arakan. Mari kita wujudkan kampanye dengan menghormati seluruh aturan pemilu luber dan jurdil,” kata Hasto. [CHA]