Koran Sulindo – Saat berada di tenda pengungsian korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, Presiden Joko Widodo menjadi imam salat Magrib.
Menurut pengakuan Gubernur Nusa Tenggara Barat, M. Zainul Majdi yang menjadi saksi bagaimana Presiden Joko Widodo melantunkan ayat Al Quran saat memimpin salat, mengakui jika bacaan salat Presiden Jokowi cukup baik dan jelas.
Gubernur NTB dua periode yang karib disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu menceritakan, awalnya Jokowi menggelar rapat di posko utama penanganan gempa Lombok. Setelah sekitar lima menit mendengarkan paparan Jokowi, dirinya mengaku dipanggil Capres petahana itu.
Kepada TGB, Jokowi mengutarakan keinginannya menjenguk warga yang menjadi korban gempa.
“Beliau bilang, ‘kita jenguk masyarakat saja, Tuan Guru’. Saya tanya, Pak Presiden mau jenguk di lokasi mana? Beliau jawab, ‘terserah Tuan Guru’,” kata TGB dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (14/8).
“Lantas semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi dekat pinggir selokan.”
Presiden pun menyempatkan diri berdialog dengan sejumlah warga yang huniannya hancur karena gempa.
Saat berada di sebuah tenda pengungsi, kata TGB, Kepala Negara lalu mengajak rombongannya untuk salat Magrib, sebelum meninggalkan lokasi.
“Saat itu ajudan beliau mengingatkan, Musalah tidak layak dan air minim untuk wudu, beliau tetap berkeras. Jadilah, kami salat di situ,” kata TGB.
Ketika waktu salat akan dimulai, Jokowi lebih dulu menawarkan TGB menjadi Imam. Namun TGB mempersilakan Jokowi untuk memimpin salat. Hal itu dilakukan sebagai adab menghormati Jokowi sebagai tamu dan kepala negara.
Menurut pengakuan TGB, tiga kali Jokowi mempersilakan dirinya menjadi Imam, namun ia menolak dan mempersilakan Jokowi yang menjadi Imam.
“Saya minta Beliau yang jadi Imam. Menghormati tamu. Sekaligus ingin tahu bacaan salat sehari-hari beliau,” kata bekas politikus PBB itu.
Setelah itu Jokowi menjadi Imam, terungkaplah bagaimana Jokowi melafalkan bacaan salat, ayat demi ayat.
“Ternyata bacaan beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca surat Al-Humazah dan rakaat kedua membaca surat Al-Quraish,” kata bekas politikus Partai Demokrat itu.
Setelah salat berjamaah, Jokowi menutupnya dengan dzikir dan doa dalam bahasa Arab.
“Doa beliau: Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anna. Lalu doa Ashabul Kahfi, “Rabbana aatinaa min ladunka..” dan ditutup dengan doa sapu jagat. Terakhir mushafahah dengan jamaah.” [SAE/TGU]