Koran Sulindo – Seorang jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China nekat mengakhiri hidupnya di tengah penyelidikan kasus korupsi. Jenderal Zhang Yang sedang dikenai tahanan rumah atas tuduhan korupsi ketika nekat menggantung dirinya.
Kematian Zhang menyalakan ‘alarm’ di tengah upaya keras Presiden Xi Jinping melanjutkan ‘pembersihan’ militer. Langkah bersih-bersih itu menjadi taruhan tertinggi XI untuk mengendalikan PLA.
Zhang ditemukan tewas di rumahnya di Beijing setelah menggantung diri , tulis kantor berita Xinhua yang mengutip Komisi Militer Pusat akhir bulan lalu. Sedangkan harian angkatan bersenjata yang menjadi corong resmi PLA menulis , “mengabaikan hukuman terhadap disiplin dan hukum partai dengan melakukan bunuh diri adalah tindakan menjijikkan.”
Harian tersebut menjelaskan, Zhang tengah diselidiki terkait hubungannya dengan Guo Boxian dan Xu Caihou. Keduanya adalah wakil ketua Komisi Militer Pusat yang ditendang Xi. “Masih banyak yang harus dilakukan untuk menghilangkan pengaruh buruk Guo dan Xu …dan juga dalam perang melawan korupsi,” tulis harian itu.
Kasus bunuh diri oleh pejabat tinggi sangat jarang terjadi di China pasca-Mao.
Zhang adalah anggota Komisi Militer Pusat, lembaga yang mengendalikan angkatan bersenjata China. Sebagai kepala Departemen Pekerjaan Politik di Komisi Militer Pusat, Zhang bertanggung jawab untuk memastikan keandalan politik PLA melalui indoktrinasi dan propaganda ideologis.
Ia mulai menghilang dari pandangan publik sejak bulan September silam, bersama anggota Komisi Militer Pusat Lainnya Jenderal Fang Fenghui. Fang adalah seorang jenderal yang tengah naik daun dan menjabat sebagai kepala staf Komisi Militer Pusat.
Mereka masuk dalam daftar ‘pembersihan’ ketika nama mereka menghilang dari daftar utusan PLA yang menghadiri Kongres Partai Komunis China ke 19. Kehadiran di kongres selama ini menjadi preseden dan keberlanjutan karir politik di China.
Semenjak memegang tampuk kekuasaan di China tahun 2012 silam, setidaknya Xi telah menggusur 100 perwira tinggi militer dan membuka 4.000 kasus penyelidikan yang mengakibatkan tindakan disipliner terhadap 13.000 petugas.
Analis menyebut kematian Zhang akan makin menggetarkan PLA yang selama sudah terguncang oleh puluhan penangkapan komandan mereka. Selain partai komunis, militer adalah salah satu institusi politik paling kuat di China.
Meskipun kematian Zhang telah mengintimidasi jenderal-jenderal lain di PLA, namun Xi tampaknya tak akan mengendurkan pembersihan di militer dengan mengusung gerakan anti korupsi. Hal itu terbaca jelas melalui penunjukan Zhang Shengming pada Kongres PKC Ke 19 di Komite Militer Pusat untuk mengepalai Disiplin dan Inspeksi.
Penunjukkan itu menjadi petunjuk paling kuat bahwa Xi bakal terus mempertahankan atau bahkan mungkin mengintensifkan kampanye melawan penentang-penentangnya di PLA.
Tak cuma membersihkan para penentangnya, Xi juga makin ketat mengkonsolidasikan kekuatan militernya dengan mengangkat generasi baru para pemimpin militer di PLA dan menempatkan sekutu-sekutunya di posisi kunci.
Di tahun tahun 2017, Xi merombak sebagian besar struktur organisasi di PLA termasuk mengganti Panglima AD, AL, AU dan Pasukan Rudal. Xi juga menggusur tiga dari lima komando wilayah di Selatan, Utara, dan Tengah serta mengganti 9 dari 15 organ fungsional Komisi Militer Pusat. Dia juga mengirim 87 utusan PLA di Kongres PKC ke-19 yang mencerminkan kebangkitan kepemimpinan baru di PLA.
Di sisi lain Xi juga memangkas keanggotaan di komisi itu dari 11 orang menjadi hanya 8 orang yang berdampak langsung menguatnya kontrol Xi militer.
Selain mengontrol Komisi Militer Pusat, Xi juga memperkuat kedudukannya melalui Sistem Tanggung Jawab Komisi Militer Pusat dengan kewenangan menggunakan kekuasan mutlak atas militer. Berbeda dengan pendahulunya Hu Jintau dan Jiang Zemin, mereka berdua memegang kendali bersama di Komisi Militer Pusat dan tidak terlibat dalam urusan sehari-hari.[TGU]