Kejayaan Bulu Tangkis

Asian Games IV untuk pertama kalinya mempertandingkan bulutangkis, yang kelak menjadi olahraga primadona Indonesia. Pada 25 Agustus 1962, pukul 20.00, dilanjutkan keesokan harinya, 26 Agustus 1962 hingga pukul 22.30, Regu Bulu Tangkis Putri Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2, dalam pertarungan ketat. Emas pertama untuk Indonesia.

Tim bulu tangkis putri Indonesia terdiri dari Minarni, Retno Kustijah, Corry Kawilarang, dan Happy Herowati. Demikian diberitakan Suluh Indonesia edisi 27 Agustus 1962.

Pada nomor tunggal putri, Minarni mengalahkan rekan senegaranya, Corry Kawilarang 11-4 dan 11-7 pada babak final. Pada nomor ganda putri juga terjadi All Indonesian Final, yakni pasangan Minarni/Retno mengalahkan Herawati/Corry  9-15, 15-12, dan 15-6.

Emas pada tunggal putra diraih Tan Joe Hok, yang menundukkan The Ke Wan dari Malaya dengan skor 15-9 dan 15-3. Lagu Indonesia Raya menurut pemberitaan media berkumandang dua kali berturut-turut pada 1 September 1962 tersebut.

Total Indonesia meraih lima dari enam medali emas yang dipertandingkan. Nomor yang lepas hanya ganda putra yang diambil pasangan Malaysia.

Sarengat dari Banyumas

Medali emas juga diraih dari cabang atletik, pada 100 meter putra, ketika Mohammad Sarengat masuk ke garis finish dengan catatan waktu 10,5 detik.  Sarengat  juga berhasil merebut medali emas keduanya dalam nomor 110 meter gawang putra, dengan catatan waktu 14,3 detik.

“Untukmu, Ibu Pertiwi, kusembahkan lagi sebuah medali emas,” ujar Sarengat seperti dikutip Suluh Indonesia edisi 28 Agustus 1962.

Balap Sepeda

Pada cabang balap sepeda, Indonesia meraih medali emas pada nomor Team Time Trial 100 meter putra, yang diikuti delapan negara.  Tim Indonesia terdiri dari Hendrick Brocks, Wahyu Wahdini, Rusli, dan Amin Priatna.

Hendrik Brocks juga meraih medali emas untuk nomor  Individual Open Race 180 kilometer. Lelaki dengan tinggi tubuh 172 centimeter itu mengayuh sepeda balapnya sambil mengacungkan tinjunya saat memasuki garis finish. Catatan waktunya 5 jam 58 menit 57,3 detik.

Hendrik Brocks kemudian diminta Bung Karno mengganti nama menjadi Hendra Gunawan.  Menurut cerita Hendra kepada Irvan Sjafari pada 30 Oktober 2015, persiapan untuk Asian  Games itu berat. Atlet balap sepeda Indonesia berlatih seminggu enam kali.  “Setiap hari latihan pagi dan sore. Sekitar tiga kali seminggu latihan 200 kilometer di luar kota. Pelatih  kami orang Jerman Timur. Namanya Nitsche. Dia disiplin. Kalau apel pagi jam 6, dia enggak mau tahu kami mau pakai celana pendek, celana kolor, celana panjang, pokoknya harus kumpul,” tutur Hendra.

Menurut Hendra, pelatihnya berkata: “Saya mempertaruhkan nama negara saya, kalau kalian kalah, saya malu dan negara saya malu.  Tetapi kalau kalian menang, saya menang dan negara saya bangga.”

Hal senada juga diungkapkan Aming Priatna. Para atlet balap sepeda Indonesia sempat berlatih di luar negeri bersama atlet-atlet Jerman Timur, Polandia, dan Italia. “Kami berlatih dengan pemecah rekor dunia,” kata Aming, dalam sebuah wawancara November 2015.

Pada cabang ini, di Asian Games IV, Indonesia meraih 3 medali emas dan 1 perunggu dari empat nomor. Indonesia juara umum untuk cabang ini.