Pemimpin JAD Aman Abdurrahman

Koran Sulindo – Jaksa menuntut Aman Abdurrahman terdakwa dalam berbagai kasus pengeboman di Indonesia dengan tuntutan hukuman mati.

Jaksa menganggap tindakan Aman sadis dan tak ada hal yang dapat meringankan tuntutannya selain vonis mati.

Jaksa menanggap perbuatan pemimpin Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tersebut itu menjadi penyebab beberapa orang meninggal dunia.  Aman melanggar Pasal 14 jo 6 dan Pasal 14 jo 7 UU No 15/2003.

“Perbuatan terdakwa telah banyak menimbulkan korban jiwa termasuk menghilangkan masa depan 1 orang anak dan membuat 5 anak luka-luka,” kata jaksa Anita Dewayani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5).

Menurut jaksa, Aman diyakini menjadi otak di balik sejumlah peristiwa pengeboman termasuk bom Thamrin.

“Terdakwa merupakan residivis kasus terorisme, penggodok dan pendiri JAD yang menentang NKRI dan didianggap sebagai kafir dan harus diperangi,” kata jaksa.

Menurut jaksa, Aman menyebarkan paham radikal melalui ceramah dan seri kajian tauhid antara tahun 2008-2016 di Jakarta, Surabaya, Lamongan, Balikpapan, Samarinda, Medan dan Bima.

Ceramah juga tetap dilakukan Aman meski ia sedang mendekam di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Beberapa kasus serangan yang digerakkan Aman di antaranya adalah bom Gereja Oikumene di Samarinda, bom Thamrin, bom Kampung Melayu serta penusukan polisi di Sumut dan penembakan polisi di Bima.

Aman yang dalam persidangan sebelumnya selalu tersenyum kali ini membeku. Mengenakan baju tahanan usai mendengar tuntutan Aman langsung diborgol sebelum keluar dari ruang sidang.

JAD adalah jaringan teror yang berafiliasi dengan ISIS dan dipimpin langsung oleh Bahrun Naim yang disebut sebagai Koordinator ISIS Indonesia di Suriah.

Di Indonesia JAD dipimpin oleh Aman Abdurahman dan Abu Jandal yang dikabarkan tewas dalam sebuah serangan.

Departemen Luar Negeri AS awal Januari 2017 mengeluarkan pernyataan yang mengategorikan JAD sebagai kelompok di Indonesia yang paling mendukung ISIS.

JAD juga disebut sebagai organisasi payung yang terdiri dari ratusan simpatisan ISIS yang berada di seluruh penjuru Indonesia.(TGU)