Jadi Juru Bicara Pemerintah, Ngabalin Sebut Sebagai  Jihad

Ali Mochtar Ngabalin (foto/republika.co.id)

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo menunjuk politikus Partai Golongan, Karya Ali Mocthar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan.

Di Kantor Staf Kepresiden tugas-tugas Ngabalin berkaitan dengan komunikasi politik di bawah Deputi IV KSP, Eko Sulistyo.

Ngabalin nantinya menjadi juru bicara pemerintah yang diarahkan untuk mengklarifikasi banyak persoalan di masyarakat.

Nagabalin sendiri mengaku siap untuk menjalankan amanah yang telah diberikan Jokowi kepada dirinya. Ia menyebut tugas yang dipercayakan kepadanya itu sebagai tugas mulia.

“Tugas (ini) harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan percaya diri, tanpa ragu dan bimbang. Tugas ini mulia, ini tugas-tugas jihad,” kata Ngabalin saat dihubungi, Rabu (23/5).

Bukan hanya itu, secara tegas dirinya juga mengaku siap ‘menangkis’ serangan-serangan dari lawan-lawan politik pemerintah.

“Kalau ada yang menyerang tanpa fakta, kami akan tunjukan faktanya. Kalau ada yang mengkritik tanpa manfaat, kita akan siapkan fakta yang bisa bermanfaat,” kata Ngabalin.

Terkait dirinya yang dahulu kerap melancarakan kritik kepada pemerintah, dan kini menjadi bagian dari pemerintah, Ngabalin menyebut bahwa politik itu dinamis.

“Kalau politik itu kan sifatnya dinamis, sangat dinamis, hari ini orang bisa menjadi mendukung, besok bisa menjadi tidak mendukung. Itu biasa kan,” kata dia.

Sebelum bergabung dengan Golkar Ali Mochtar Ngabalin adalah politikus Partai Bulan Bintang dan sempat duduk sebagai anggota DPR periode 2004-2009 dari PBB.

Namun seiring waktu, Ngabalin kemudian banting setir dan berlabuh di Partai Golkar saat partai itu dipimpin Aburizal Bakrie.

Saat Pilpres 2014, Ngabalin berada di barisan pendukung Prabowo-Hatta. Namun seiring Golkar kian mesra dengan Jokowi, Ngabalin juga ditarik masuk ke Istana untuk memperkuat pemerintah.(TGU)