Airlangga Hartarto

Koran Sulindo – Partai Golkar masih terus bergejolak pasca-penetapan status tersangka ketua umumnya, Setya Novanto, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Banyak kader partai beringin itu yang ingin segera menduduki kursi ketua jika Setya Novanto lengser atau dilengserkan pada musyawarah nasional luar biasa yang kabarnya akan digelar bulan Desember ini.

Salah seorang yang digadang-gadang untuk menggantikan Setya Novanto adalah Airlangga Hartarto, yang kini menjadi Menteri Perindustrian. Airlangga. Pada 20 November lalu, Airlangga bersama Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Usai pertemuan itu, Airlangga menampik bahwa dirinya bersama Luhut bertemu Jokowi untuk membicarakan soal Partai Golkar, tempat ia dan Luhur menjadi kadernya. “Ngomongin soal kerjaan. Kemarin kan baru dari Thailand menyampaikan mengenai kebijakan-kebijakan yang diambil mengenai investasi ataupun vokasi di Thailand,” tutur Airlangga.

Namun, ketika ditanya kesiapannya untuk menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga menjawab diplomatis. “Saya kan pembantu presiden dan kader partai. Pertama, saya bergantung pada aspirasi yang berkembang di daerah dan kedua kepada Bapak [Jokowi],” tuturnya.

Airlangga sendiri memandang perlu adanya upaya penyelamatan partainya. “Tentunya harus ada langkah-langkah untuk penyelamatan partai,” katanya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang hampir sama, Luhut mengatakan siapa saja bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Namun, ia memuji Airlangga. “Airlangga orang baik,” ungkap Luhut.

Belakangan, 30 November 2017, Airlangga mengakuii dirinya telah berbicara kepada Jokowi mengenai rencananya maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Namun, pembicaraannya itu bukan untuk meminta dukungan dari presiden, melainkan meminta izin. “Bukan dukungan. Izin,”  katanya.

Jokowi pun mengakui Airlangga telah menghadap. Namun, ia tak mau mengungkapkan isi pembicaraannya Airlangga. “Ya, Pak Airlanga ngadep, ngadep,” ujar Jokowi di Jakarta, Sabtu (2/12)

Di tempat terpisah, pada Sabtu itu juga, Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (PPK Kosgoro) 1957 Agung Laksono menyatakan, dirinya telah mendengar Airlangga telah mendapatkan restu dari Jokowi. Agung juga mengatakan, Jokowi mengizinkan Airlangga untuk tetap menjadi menteri meski nanti memimpin partai.

“Saya dengar Pak Airlangga sudah dapat izin untuk merangkap sebagai menteri dan melaksanakan tugas-tugas selaku Ketua Umum Partai Golkar,” tutur Agung di Jakarta Selata. Kendati begitu, tambahnya, jika nanti Airlangga menjadi Ketua Umum Partai Golkar, keputusan soal mundurnya dia dari jabatan menteri bergantung pada Jokowi. “Itu kewenangan Pak Presiden. Tergantung beliaudan Pak Presiden.”

Organisasi sayap Partai Golkar yang dipimpin Agung memang telah secara resmi memberikan dukungan kepada Airlangga untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar dalam musyawarah luar biasa nanti. Agenda utama musyawarah itu, ya, memilih ketua umum pegganti Setya Novanto. [RAF/PUR]