Ilustrasi: indonesiadevelopmentmagz.com

Koran Sulindo – Indeks Pembangunan Manusia [IPM] merupakan salah satu indikator mengukur kemajuan bangsa. IPM berkaitan dengan harapan hidup, melek huruf, akses pendidikan dan standar hidup masyarakat.

Tahun ini Indonesia kembali menelan pil pahit berkaitan dengan IPM. Menurut survei terbaru Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan [OECD] terhadap tingkat kecakapan orang dewasa, hasil untuk Indonesia sungguh memprihatinkan: negara paling terpuruk atau paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja sebagai anggota masyarakat. Semisal, kemampuan literasi, numerasi, dan kemampuan pemecahan masalah. Skor terendah juga terjadi pada hampir semua kategori umum.

Lebih dari separuh responden Indonesia mendapatkan skor kurang dari level 1 dalam hal kemampuan literasi. Ini merupakan kategori pencapaian paling bawah.

Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara dengan rasio orang dewasa berkemampuan membaca terburuk dari 34 negara OECD dan mitra OECD yang disurvei pada putaran 2016.

Hasil survei OECD terbaru ini menjadi peringatan penting terhadap pemerintah terkait IPM. Boleh jadi pembangunan manusia merupakan tugas yang paling berat yang ditanggung pemerintah saat ini karena IPM tidak hanya sekadar pelengkap pembangunan ekonomi.

UNDP

Hasil OECD ini hampir sama dengan yang dirilis Badan Pembangunan PBB [UNDP] pada 2015. Hasil IPM Indonesia berdasarkan UNP tertinggal jauh dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia dan Thailand. Indonesia berada pada posisi 110 dari 188 negara dengan skor IPM 0,684.

Sementara Singapura pada posisi 11, Brunei pada posisi 31, Malaysia pada posisi 62 dan Thailand pada posisi 93. Kendati masih berada posisi bawah, kondisi ini disebut lebih baik jika dibandingkan 2014 dimana posisi Indonesia berada pada  urutan 121.

UNDP menggunakan empat indikator untuk menilai IPM yaitu angka harapan hidup, harapan tahun bersekolah, rata-rata usia waktu sekolah dan pendapatan per kapita.

Badan Pusat Statistik [BPS] menyebutkan IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM juga menentukan dalam peringkat atau level pembangunan suatu negara. Karena itu, IPM selain merupakan data strategis mengukur kinerja pemerintah, juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan menentukan dan alokasi umum. [KRG]