Koran Sulindo – Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil melakukan penghematan anggaran sebanyak Rp 8,28 dalam empat tahun terakhir.
Menteri KKP Susi Pudjiastuti menyebut penghematan itu berkat program ‘Susinisasi’ yang ia buat.
Ia juga mendesak penghematan ini harus diikuti oleh kementerian lainnya, agar negara tidak lagi mengalami defisit anggaran.
“Tahun ini kami menghemat Rp 1 triliun,” kata Susi, dia di Kantor KKP, Jumat, (22/9).
Lebih lanjut Susi menjelaskan ‘Susinisasi’ adalah program pembuatan anggaran tepat guna, efisien dan tidak untuk dihabis-habiskan.
Anggaran bisa dipertanggungjawabkan, dan mengutamakan kepentingan stakeholders dengan penggunaan nomenklatur yang tidak bersayap. “Supaya negara bisa hemat Rp 300-400 triliun, ini bisa dipaksa,” kata Susi.
Salah satu anggaran yang benar-benar dihemat oleh Susi ialah anggaran perjalanan dinas.
“Kalau semua menghemat anggaran, negara tidak perlu lagi defisit. Penghematan biaya perjalanan dinas ini untuk bantuan ke masyarakat,” kata Susi.
Dari penghematan perjalanan dinas yang dilakukan, bantuan yang diberikan KKP kepada masyarakat di 2014 sebesar Rp 681 juta, di tahun 2015 sebesar Rp 2,74 triliun, di tahun 2016 sebesar Rp 1,48 triliun, dan di tahun 2017 sebesar Rp 1,52 triliun.
Selain bantuan kepada masyarakat, anggaran tunjangan kinerja kepada PNS yang bekerja dengan baik juga mengalami kenaikan dari tahun 2013 ke 2017.
Selain berhasil memangkas pengeluaran, Susi juga menunjukkan bahwa neraca perdagangan hasil perikanan tahun ini naik 13,88 persen dibadingkan tahun 2017 kenaikan itu mencapai US$ 200 ribu.
“Kalau ada yang bilang kinerja Kementerian Perikanan di zaman Pak Jokowi amburadul, ini datanya jangan asal ngomong,” kata Susi,
Naiknya neraca perdagangan dipicu pemberlakukan aturan-aturan baru yang diterapkan oleh KKP seperti larangan kapal asing menangkap ikan di lautan Indonesia dan larangan operasi kapal cantrang.
Selain itu KKP selama empat tahun terakhir setidaknya telah menenggelamkan 448 kapal ilegal yang menangkap ikan di perairan Indonesia.
Dari ratusan kapal yang ditenggelamkan tersebut 125 kapal ditenggelamkan pada Agustus 2017 lalu.
Dari ratusan kapal yang ditenggelamkan itu paling banyak kapal ikan asal Vietnam dengan jumlah 276 kapal, menyusul Filipina 90 kapal, Thailand 50 kapal, Malaysia 41 kapal, Indonesia 26 kapal, Papua Nugini 2 kapal, Cina 1, Belize Amerika Tengah 1 dan 1 kapal tanpa negara.
Penenggelaman terbukti memberikan efek jera dan menjadi peringatan bagi kapal-kapal yang nekat mencuri ikan di perairan Indonesia.
Penenggelaman kapal menurut Susi tak berhubungan dengan soal investasi karena KKP justru mempersilahkan investor untuk menanamkan modalnya di industry perikanan kecuali penangkapan.[TGU]