Koran Sulindo – dr Hasto Wardoyo Sp.OG(K) resmi menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) hari ini. Mantan Bupati Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2011 itu mengisi jabatan Kepala BKKBN yang kosong sejak awal Januari 2019.
Menteri Kesehatan berharap Kepala BKKBN yang baru bisa melakukan inovasi dan terobosan dalam menjalankan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
“Diharapkan BKKBN dapat melakukan inovasi, terobosan baru mengajak masyarakat melakukan perubahan mindset (pola pikir) untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, serta menumbuhkan sense of crisis (kepekaan) terhadap hasil SDKI 2018,” kata Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, di Jakarta, Senin (1/7/2019), seperti dikutip antaranews.com.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2018 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 264,2 juta. Menkes mengingatkan peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi beban pembiayaan negara antara lain untuk pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Whatsapp
Sebelumnya, petikan Surat Keputusan (SK) Presiden ihwal pengangkatan Hasto menjadi Kepala BKKBN viral di media sosial. WA yang ternyata dikirim Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, itu membuat Presiden Joko Widodo harus mengkonfirmasi bahwa pengangkatan Hasto adalah keputusannya.
Namun saat WA itu viral di medsos, Hasto mengaku belum menerima salinan resmi SK tersebut. Bahkan, foto petikan SK itu dia terima saat dalam perjalanan.
“Belum ada surat resminya, saya baru mendapat WA dari Dirjen P2P, Kementerian Kesehatan, yang menyampaikan surat ini, tapi saya belum banyak merespons, dan hanya mengucapkan terima kasih serta mohon arahan lebih lanjut. Baru sebatas itu,” kata Hasto, 10 Mei 2019 lalu.
Baca juga: Presiden Benarkan Tunjuk Bupati Kulon Progo jadi Kepala BKKBN
Dalam surat di WA itu, Hasto dikabarkan bakal menjadi kepala BKKBN. Dalam foto yang beredar, tampak secarik petikan surat bertuliskan SK Nomor 33/TPA Tahun 2019 petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BKKBN.
Surat dengan kop berlambang bintang warna coklat yang bawahnya bertuliskan “Presiden Republik Indonesia” tersebut berisi dua poin. Pertama mengangkat dr Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) sebagai kepala BKKBN terhitung sejak pelantikan. Kepada Hasto diberikan hak keuangan, administrasi, dan fasilitas lainnya setingkat jabatan struktural eselon I a. Kedua, keputusan presiden ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Di bagian pojok kiri bawah surat, tersemat tanda tangan Deputi Bidang Administrasi Sekretaris Kabinet Farid Utomo yang telah distempel Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Terdapat pula kolom tertanda Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang ditetapkan di Jakarta pada 30 April 2019.
Bela dan Beli Kulon Progo
Sama seperti kebanyakan daerah di DI Yogyakarta lainnya, Kulon Progo juga punya batik khasnya sendiri yang bernama Geblek Renteng. Sayangnya, kiprah batik unik tersebut tak setenar Yogyakarta dan Solo. Hingga akhirnya Hasto pun putar otak, dan akhirnya terciptalah sebuah program ekonomi kerakyatan bernama Bela dan Beli Kulon Progo.
CV Hasto Wardoyo bisa diakses di situs resmi Kapubaten Kulon Progo ini.
Program Bela dan Beli yang diinisiasi Hasto mewajibkan para pegawai negeri dan siswa di Kulon Progo memakai batik Geblek Renteng pada hari-hari tertentu dalam seminggunya. Alhasil, para pembatik pun seperti ketimpahan rejeki luar biasa. Bahkan mereka mulai kewalahan dalam memenuhi pemesanan. Berkat program ini, ratusan miliar pun mengalir deras ke kantong-kantong pengrajin yang kini jumlahnya sudah mencapai puluhan.
Hasto juga mewajibkan para PNS yang jumlahnya hampir 8 ribu membeli padi produksi petani lokal, 10 kilogram dalam sebulannya. Hasilnya mencengangkan, industri pertanian Kabupaten Kulon Progo pun makin hidup dan terus berkesinambungan. Bahkan Hasto juga mengatur Bulog agar ikut berpartisipasi dalam sistem pertanian rakyat ini.
Salah satu unggulan Kulon Progo adalah sumber air bersihnya yang melimpah. Dan tanpa basa-basi, Harto pun memanfaatkan hal tersebut dengan mendirikan sebuah perusahaan air minum. Bernama AirKu (Air Kulon Progo) usaha ini berkembang sangat pesat. Tak hanya mampu menyuplai kebutuhan air warga, Airku juga mulai dipasarkan dalam bentuk kemasan air minum ke daerah sendiri dan sekitar yang lebih luas. Saat ini AirKu mulai melakukan ekspansi besar karena permintaannya yang besar. Program ini pun menyumbang banyak sekali bagi pemerintah daerah.
Untuk urusan kesehatan rakyat, Hasto sudah sejak lama memberlakukan program free of charge bagi siapa pun warga yang sakit, dengan nilai mencapai Rp 5 juta rupiah per orang. Program ini berlaku kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Tak hanya bebas biaya, Hasto juga memberikan kebebasan layanan kesehatan tanpa dibedakan menurut kelas. Jadi, rakyat miskin juga bisa diurus di kamar-kamar kelas I dan juga VIP ketika kelas lainnya penuh. [Didit Sidarta]