Hasto: Perusakan Kantor PDIP dan NU, Utamakan Proses Hukum

Koran Sulindo – Kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan, kantor Nahdatul Ulama (NU) dan sejumlah gereja dan gedung sekolah di Magelang mengalami pengrusakan.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut untuk menjaga persatuan Indonesia, PDI Perjuangan menyerahkan persoalan itu kepada prosesnya hukum.

Seperti diketahui, seseorang berinisial NA, yang belakangan diketahui sebagai eks jaringan radikal di Poso, melakukan pelemparan kantor Nahdliyin Center, di Magelang.

NA juga melakukan pelemparan batu ke dua gereja, satu sekolah, dan kantor DPC PDI Perjuangan Magelang. Aksi pelemparan dilakukan pada hari Jumat (26/10) hingga Sabtu (27/10).

Hasto menuturkan, terhadap berbagai upaya memecah belah bangsa, termasuk mereka yang mencoba melakukan aksi provokasi pada saat peringatan Hari Santri lalu, PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya penegakkan hukum.

Aparat penegak hukum harus menindak pihak-pihak yang nyata-nyata mengganggu keutuhan dan ketentraman bangsa. “Serahkan hal tersebut pada aparat penegak hukum untuk bertindak seadil-adilnya,” kata Hasto.

Hasto terkenang kembali ketika kantor PDI diserang pada tanggal 27 Juli 1996 pihaknya pun lebih memilih proses hukum.

PDI Perjuangan menegaskan bahwa berbagai bentuk provokasi yang dilakukan pada saat peringatan Hari Santri tidak bisa dibenarkan.

“Hari Santri ditempatkan satu nafas dengan peringatan Hari Pahlawan. Itu adalah penghormatan atas jasa para pahlawan pembela kemerdekaan Indonesia,” kata politikus asal Yogyakarta itu.

Hasto pun mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan aparat penegak hukum guna menjamin rasa aman dan ketentraman masyarakat.

PDI Perjuangan juga mendukung sepenuhnya terhadap pernyataan bersama yang dilakukan oleh dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Kedua lembaga itu dinilai terus berjuang menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa berdasarkan Pancasila.

Karena itu, Hasto menyatakan, upaya menebar ketakutan dengan merusak kantor NU dan PDI Perjuangan di Magelang tidak akan pernah berhasil. “PDI Perjuangan selalu setia pada jalan ideologi Pancasila. Sejarah mencatat Muhammadiyah, NU, PNI, dan TNI bahu-membahu menjaga tegaknya Pancasila dan NKRI,” ujar Hasto.

Hasto menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kebangsaan yang dibangun untuk semua. Dan setiap warga negara harus benar-benar menyatukan diri dengan tanah airnya, sesuai bunyi Sumpah Pemuda 1928.

“Persatuan bangsa ditempatkan dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara, sebagai the way of life dan sebagai pemersatu bangsa. Dengan esensi sila-silanya, maka Pancasila hadir sebagai jiwa dan kepribadian bangsa,” kata Hasto.

Atas dasar itulah, Hasto menyatakan PDI Perjuangan akan terus bergandengan tangan dengan seluruh elemen bangsa. Mengibarkan bendera Merah Putih dengan seluruh semangat merdeka, membawa nama harum baik bangsa. [CHA]