Hasto: Pemimpin Bangsa Harus Berkarakter

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto/CHA

Koran Sulindo – PDI Perjuangan menegaskan pentingnya karakter dan rekam jejak pemimpin. Karakter yang baik dari pemimpin, yang dijiwai oleh jiwa-rohani yang sehat, akan melahirkan pikiran dan keputusan politik yang jernih untuk rakyat, bangsa dan negara.

“Kita mengenal kata-kata bijak Mens Sana In Corpore Sano, dimana antara tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan. Jiwa yang tidak sehat, ciptakan kata-kata dan perilaku yang tidak sehat,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Menurut Hasto, di situlah rekam jejak pemimpin akan menggambarkan karakter dasar pemimpin itu. Karakter inilah yang seharusnya dilihat.

PDI Perjuangan menanggapi serius ketika ada yang mencoba menggeser persoalan dasar pemimpin tersebut hanya pada ketrampilan bicara, bahkan ada yang menggeser lebih parah dalam tampilan six pack body, ketampanan fisik, atau pada ukuran jas necis versus sarung.

“Alhamdulillah penampilan debat Kiai Ma’ruf Amin menghadirkan kesempurnaan kearifan dan visi-misi pemimpin baik. Rekam jejak pemimpin dalam karakter itu bisa dilihat dari kearifan, kebijaksanaan, berpikir dan bertindak positif. Bandingkan dengan pemimpin emosional, un-control, ataupun minimnya rasa kemanusiaan,” katanya.

PDI Perjuangan sangat keras menanggapi fitnah anti-Islam, LGBT, PKI, asing-aseng, demikian halnya fitnah terhadap penghapusan pelajaran agama, adzan dan lainnya.

Fitnah yang ditujukan ke pasangan calon 01, akhirnya membuktikan bahwa Jokowi-KH Ma’ruf Amin berkarakter lebih Islami. Tak hanya itu keduanya lebih merakyat, lebih nasionalis, bersemangat hubbul wathan minal iman, dan lebih memiliki karakter yang baik, tidak emosional.

“Mereka yang memfitnah LGBT, jangan-jangan hanya untuk menutupi kelemahan sendiri, dan waktulah yang akan membuktikan,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nomor 01 tersebut.

Urusan bangsa dan negara memerlukan watak dan jati diri yang bersumber dari kebaikan. Maka pemimpin itu bukan persoalan six body pack.

“Pemimpin itu persoalan tanggung jawab bagi bangsa dan negara agar Indonesia berkehidupan aman, tenteram, makmur dan mengalir kebaikan sejati untuk kemaslahatan rakyat Indonesia,” kata Hasto. [CHA]